TEMPO.CO, Anambas - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan dalam memberantas illegal fishing bukan hal tanpa riak. Perang melawan pencurian ikan, kata Susi, juga bukan hanya sekedar memberikan komando "tenggelamkan" saja.
"Banyak onak, banyak duri, banyak perundingan dan banyak diskusi, banyak pula hal-hal yang sebetulnya luar biasa pertarungan itu meloloskan sebuah program dalam menjaga kedaulatan NKRI dalam 4,5 tahun ini," kata Susi saat membuka Festival Padang Melang di Pulau Jemaja, Anambas, Rabu, 18 Juli 2019.
Namun, menurut Susi, hal itu dapat terselesaikan karena Presiden Joko Widodo atau Jokowi sangat percaya diri dan tegas memberantas illegal fishing bersama KPP, Tentara Nasional Indonesia, Polisi Air, Bakamla yang saling bahu membahu. "Semua komandannya sigap untuk saling berjabat tangan dan bekerja menyelesaikan persoalan ini," ujarnya.
Oleh karena hal itu, Susi bersyukur, sudah lebih dari 10 ribu lebih kapal ikan asing sudah keluar dari perairan Indonesia. Di Anambas sendiri, dia memperkirakan sebelumnya ada sekitar 500 kapal asing yang berkeliling dan menangkap ikan di laut sini.
Pada 2015, kata Susi, terdapat 2.700 kapal Vietnam yang masuk Natuna saat terjadi typhon munson atau siklon tropis untuk minta perlindungan. Jumlah itu belum terhitung dari negara lain seperti Thailand.
Karena itu, Susi mengimbau pemerintah daerah, masyarakat, dan para pengusaha yang bekerja di bidang ikan hidup, untuk berhenti mengeksploitasi sumber daya perikanan dengan cara-cara yang tidak ramah lingkungan.
Di Pulau Tarempa, Susi mendorong pentingnya peningkatan potensi perikanan dan pariwisata. Bukit-bukit harus hijau dan laut harus biru, serta banyak ikannya.
"Pengusaha dan pelaku penangkapan ikannya harus sama-sama patuh, tertib, untuk Anda sendiri. Bukan untuk ibu. Jaga. Anda tidak usah memelihara, tuhan yang memberi semuanya. Ambilah secukupnya untuk kelestarian usaha saudara," kata Susi.
Menurut dia, selama ini pemerintah membuat aturan supaya populasi ikan terus banyak. "Ibu tidak mau lagi ada bom, potas, trawl beroperasi di wilayah perairan Indonesia bukan hanya Tarempa saja, tapi seluruhnya," ujar Susi.