TEMPO.CO, Jakarta - Head of Advisory Jones Lang LaSalle atau JLL Indonesia, Vivin Harsanto mengatakan penjualan kondominium cenderung stagnan pada kuartal II 2019. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah penyelenggaraan Pemilihan Umum pada April 2019 lalu yang membuat orang menurunkan minatnya untuk pembelian properti.
"Aktivitas penjualan kondominium di triwulan kedua tahun 2019 masih belum menunjukkan peningkatan dibanding triwulan sebelumnya," kata Vivin di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu, 17 Juli 2019.
Baca Juga:
Selain karena aktivitas pasar yang masih cenderung stagnan, hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, yaitu penyelenggaraan pemilihan umum. "Waktu hari raya, serta masa liburan yang membuat pembelian properti tidak menjadi prioritas," lanjut Vivin.
Dia mengungkapkan, saat ini para pengembang, baik swasta lokal dam asing, serta pengembang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN masih cukup aktif dalam mempersiapkan produk-produk yang akan diluncurkan.
JLL memaparkan bahwa penjualan kondominium di kuartal dua 2019 hanya berada kurang dari seribu unit. Dan jumlah ini mengalami penurunan jika dibanding pada triwulan pertama yang berhasil menjual lebih dari seribu unit lebih.
"Jadi kalau dibilang stagnan hanya segmen tertentu, misalkan kondominium menengah ke atas yang lebih slow dan belum ada perubahan properti cenderung stagnan," ujarnya.
Kondisi stagnan ini mungkin akan terkoreksi pada semester dua mendatang dengan banyaknya pengembang properti yang sudah siap untuk meluncurkan produknya.
Kemudian dia menambahkan, untuk sektor perkantoran sudah ada pergerakan. "Namun karena ketersediannya sangat banyak, jadi penyerapan itu kurang cepat dan untuk mengejar supply yang masuk."
Dia berharap, revisi peraturan terhadap pajak properti yang dilakukan oleh pemerintah dapat membuat sektor properti atas dan mewah atas dapat kembali bergairah di masa mendatang.
Baca berita tentang Kondominium lainnya di Tempo.co.