TEMPO.CO, Kupang - Pemerintah Provinsi mendeklarasikan masyarakat ekonomi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengintegrasikan entitas ekonomi masyarakat yang kini masih timpang di berbagai sektor.
Lery menjelaskan, pembangunan NTT bertumpu pada pariwisata sebagai prime mover yang berbasis masyarakat dengan mengandalkan ring of beauty NTT. Melalui pembangunan “pariwisata estate” dengan penataan 5A (atraksi, aksesibilitas, akomodasi, amenitas, dan awareness) terjalin suatu mata rantai ekonomi baru yang membutuhkan jaringan kerja sama antara sektor pemerintah, swasta dan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi digital.
Selain itu, meningkatkan keterpaduan antar sektor dan wilayah atas dasar kesamaan produk, pengembangan industri pengolahan melalui kerja sama sistem pasar digital, peningkatan kapasitas produksi dan penjaminan mutu dengan perbankan, BUMD, BUMDes, koperasi, asosiasi, swasta dan konsumen.
Rantai ekonomi baru itu juga membutuhkan kerja sama pemanfaatan teknologi informasi untuk penguatan kapasitas sumber daya manusia, kelembagaan, pasar dan jejaring kerja sama, serta meningkatkan kesadaran untuk menggunakan produk lokal hasil produksi NTT.
Untuk mendukung Masyarakat Ekonomi NTT, Lery menyebutkan ada hal-hal yang perlu mendapat perhatian bersama, yakni pusat data dan informasi stok komoditi bersama NTT sebagai pusat produksi/industri pengolahan bersama lewat pengembangan startup.
Startup tersebut merupakan variasi bisnis ekonomi digital dalam suatu kesatuan E-Market Bersama NTT, pengembangan sistem kerja sama daerah, dukungan regulasi, asosiasi produk unggulan daerah, sumber daya manusia berkualitas, anggaran atau investasi dan sumber daya pendukung lainnya.