TEMPO.CO, London - Perusahaan furnitur asal Swedia, Ikea dilaporkan bakal memindahkan lokasi produksinya dari Amerika Serikat ke wilayah Eropa. Pemindahan produksi tersebut dilakukan karena tingginya biaya produksi akibat mahalnya harga bahan material mentah di Amerika Serikat.
"Kami berusaha untuk meningkatkan dan bahkan menjaga kemampuan kami tetap kompetitif terhadap lokasi ini, tapi sayangnya, biaya produksi yang ada membuat kami agak kesulitan berproduksi di lokasi ini," kata manajer lokasi Ikea Bert Eades, seperti dilansir dari CNNBusiness, Selasa 16 Juli 2019.
Ikea menyatakan perusahaan siap memberikan bantuan kepada para pekerjanya yang terdampak akibat pemindahan pabrik ini. Dalam pernyataan resmi, Ikea juga memastikan siap membantu pekerjanya mendapat pekerjaan baru dan melakukan pelatihan kerja lain.
CNNBusiness juga menulis, pada 2018 seorang senator dari Partai Demokrat bernama Tom Kaine pernah menyatakan kekhawatirannya terhadap produksi Ikea. Sebabnya, kebijakan tarif yang diterapkan pemerintah Donald Trump bakal berdampak pada biaya yang lebih tinggi.
Sementara itu, CBSNews menulis bahwa lokasi pabrik yang bakal dipindah tersebut berada di Danville, Virginia. Dibuka pada 2008, pabrik tersebut memperkerjakan sebanyak 300 orang yang memproduksi furnitur yang dikirim untuk melayani pasar ke sejumlah lokasi seperti Amerika Serikat dan Kanada.
Laporan penelitian dari perusahaan konsultan AT Kearney seperti dikutip CBSNews menyatakan pertumbuhan produk manufaktur asal Amerika masih tertinggal dibandingkan negara di Asia. "Perusahaan itu, dalam laporannya juga mengutip bahwa kebijakan tarif administrasi Pemerintahan Trump bakal menciptakan "bumerang" bagi sektor manufaktur," seperti ditulis CBSNews, Selasa 16 Juli 2019.
Pemindahan pabrik Ikea ini sendiri dilakukan di tengah-tengah kebijakan Donald Trump yang gencar mempromosikan produk manufaktur buatan Amerika Serikat. Harapannya, bisa meningkatkan penjualan produk "Made in America" di seluruh dunia.
CNNBUSINESS | CBS NEWS