TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani mengatakan investasi di sektor manufaktur harus digenjot. Sektor tersebut perlu dikembangkan agar investasi yang masuk juga dibarengi dengan terbukanya lapangan kerja.
"Investasi yang kita harap masuk adalah yang padat karya dan berorientasi ekspor," ujar Rosan, Selasa, 16 Juli 2019.
Dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, Rosan berharap ke depannya ekspor Indonesia tidak lagi bergantung pada komoditas.
Komoditas andalan Indonesia dalam ekspor adalah batu bara dan CPO. Kedua komoditas tersebut akhir-akhir mengalami penurunan harga akibat dari perang dagang.
"Harga komoditas itu di luar kontrol kita, kalau harga turun ekspor kita turun. Jadi harus shift ke manufaktur, kita harus berkompetisi dengan negara lain dan harus keluar dari comfort zone," kata Rosan.
Dengan dikeluarkannya PP No. 45/2019 yang memberikan insentif pajak bagi industri yang bersedia memberikan vokasi dan mengadakan riset, Rosan mengatakan Indonesia sudah berada di jalan yang tepat.
Rosan mengatakan tenaga kerja di Indonesia masih perlu digenjot lagi produktivitasnya sembari UU Ketenagakerjaan terus direvisi.
Menurut Rosan, kenaikan gaji tenaga kerja setiap tahun tidak sejalan dengan produktivitas tenaga kerja Indonesia yang menurutnya cenderung stagnan. Dengan ini, selisih antara gaji dan produktivitas selalu melebar dari tahun ke tahun.
Baca berita Manufaktur lainnya di Tempo.co
BISNIS