TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta memprediksi pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat hari ini. Dia mengatakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.830 hingga Rp 13.975 per dolar Amerika Serikat.
"Secara teknikal, terlihat pola three black crows candlestick pattern pada USDIDR Daily chart yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan bagi rupiah terhadap dolar AS," kata Nafan melalui Whatsapp, Selasa, 16 Juli 2019.
Menurut dia, faktor global merupakan sentimen utama yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah. Meredanya sentimen perang dagang antara AS dengan Cina, kata dia, disikapi positif oleh pelaku pasar. "Sementara itu, adapun sentimen dovish dari The Fed telah mempengaruhi pelemahan dolar AS," ujarnya.
Di sisi lain, kata Nafan, proyeksi dari data penjualan ritel maupun data penjualan ritel inti AS yang sama-sama diproyeksikan turun dari 0,5 persen menjadi 0,1 persen diyakini akan terus memberikan efek terhadap depresiasi mata uang dolar AS.
Dari domestik, menurut dia, para pelaku pasar mengapresiasi peran pemerintah dalam menjaga stabilitas politik maupun keamanan. Sehingga, kata Nafan, hal ini akan memberikan katalis positif bagi meningkatnya kinerja pertumbuhan ekonomi nasional.
"Adapun euphoria rekonsiliasi politik antara Jokowi dengan Prabowo, serta data neraca perdagangan Juni dilaporkan mengalami surplus US$ 196 Juta memberikan katalis positif bagi rupiah," kata Nafan.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat kemarin. Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR tercatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 13.970 pada 15 Juli 2019.
Angka tersebut menunjukkan penguatan 63 poin dari nilai sebelumnya yang sebesar Rp 14.085 pada 12 Juli 2019. Sedangkan pada 11 Juli 2019, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.040 dan kurs beli Rp 13.900.