TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat persentase penduduk miskin pada Maret 2019 menurun sebesar 0,25 persen atau 529,9 ribu orang bila dibandingkan September 2018. Saat ini, jumlah rakyat miskin di Indonesia tercatat sebanyak 25,14 juta orang.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan jumlah rakyat miskin didorong adanya sejumlah kartu yang dikeluarkan pemerintah. Di antaranya Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat.
"Ada pula bantuan sosial dan kebijakan lainnya. Ini tren yang menggembirakan," katanya kala pemaparan di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin, 15 Juli 2019.
BPS menghitung, pada September 2018, angka rakyat miskin di perkotaan berjumlah 6,89 persen. Sedangkan pada Maret melorot menjadi 6,69 persen. Adapun jumlah penduduk miskin di desa pada September 2018 tercatat 13,10 persen, sementara pada Maret 2019 menyusut menjadi 12,85 persen.
Dari 28 provinsi, jumlah rakyat miskin terbanyak secara nasional terdata berada di Papua dengan jumlah mencapai 27,5 persen. Berturut-turut diikuti Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Gorontalo, dan Aceh. Sementara itu, persentase penduduk miskin terendah ialah DKI Jakarta dengan jumlah 3,4 persen diikuti Bali 3,7 persen.
Suhariyanto menjelaskan, angka garis kemiskinan pada Maret 2019 tercatat Rp 425.250 per kapita per bulan. Dari jumlah itu, komposisi garis kemiskinan makanan mendominasi sebesar Rp 323.232, sedangkan garis kemiskinan bukan makanan hanya Rp 112.018.
Dilihat trennya, pada Maret 2019, BPS mencatat rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,68 anggota keluarga. Dengan begitu, besar garis kemiskinan per rumah tangga rata-rata tercatat Rp 1,9 juta per rumah tangga per bulan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA