TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia atau Kadin Suryani Motik mengatakan pertemuan presiden terpilih, Joko Widodo alias Jokowi, dan Prabowo tak terlampau berdampak pada investasi. Menurut dia, investasi bakal tumbuh bila pemerintah ke depan menerapkan kebijakan yang konsisten.
“Kuncinya bukan di rekonsiliasi saja, tapi kebijakan yang konsisten dan keberpihakan yang jelas terhadap produk dalam negeri,” ujarnya dalam pesan pendek kepada Tempo, Sabtu, 13 Juli 2019.
Adapun setelah rekonsiliasi berlangsung, Jokowi disebut masih memiliki pekerjaan rumah berat yakni memilih menteri, khususnya menteri-menteri ekonomi yang mumpuni. Saat ini, Suryani mengkritik sejumlah kebijakan menteri yang cenderung berubah-berubah. Hal itu membuat pelaku usaha keberatan.
Dalam penunjukan menteri ekonomi nanti, Suryani berharap Jokowi tak hanya menimbang komposisi politik, tapi juga memikirkan integritas. Misalnya untuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, ia berharap kursi itu akan diduduki sosok yang mampu mensinergikan kebijakan.
Selain itu, Suryani menyarankan Jokowi menggabungkan kembali Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. “Karena saat ini regulasi tidak sinkron antara satu menteri dengan menteri lainnya,” ucapnya.
Pertemuan Jokowi dan Prabowo sebelumnya terjadi pada Sabtu siang, 13 Juli. Keduanya berjumpa di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus. Dalam persamuhan itu, Jokowi mengajak Prabowo menunggang MRT. Sambil berseloroh, Jokowi menduga Prabowo belum pernah menjajal kereta cepat ini. Turun di Halte Senayan, Jokowi dan Prabowo lantas menggelar makan siang bersama di salah satu restoran sate di Mal FX Sudirman.
Dalam pertemuan hangat itu, keduanya juga mengajak masyarakat menjalin persatuan serta meniadakan istilah “01” dan “02”. Angka ini merujuk pada penomoran keduanya saat masa pemilihan calon presiden.
AHMAD FAIZ | DEWI NURITA