TEMPO.CO, Bandung — Direktur Bisnis Produksi Industrial PT Pindad, Heri Heriswan mengungkapkan,lini industrial PT Pindad tahun ini menyasar pasar layanan jasa (manage services). Layanan jasa dan service ini diyakini akan mendongkrak penjualan produk-produk Pindad.
Baca: PT Pindad Targetkan Laba Bersih Rp 145 Miliar Tahun Ini
“Fokus Direktorat Bisnis Industrial salah satunya akan menuju pada ‘manage services’. Artinya selama ini kita hanya produk, tetapi nanti produk itu berupa service,” kata Heri di Bandung, Jumat, 12 Juli 2019.
Heri mengatakan layanan jasa itu profitnya jauh lebih besar dibandingkan dengan jualan produk semata. "Sebagai contoh, kalau hanya menjual ekskavator ya hanya jual itu, tapi kita juga jual maintenance serta spare-part,” kata dia.
Heri mengatakan, saat ini lini industrial Pindad baru menyumbang 30 persen pendapatan. Sementara pendapatan mayoritas atau 70 persennya masih ditopang produk-produk alutsista. Pindad sendiri menargetkan proporsi pendapatan dari dua lini tersebut dapat berimbang.
Baca Juga:
Heri meyakini, peluang pasar yang bisa digarap Pindad di sektor jasa ini besar. Dia mencontohkan, Pindad saat ini sudah memproduksi 380 generator listrik di seluruh Indonesia, tapi jasa perbaikan generator tersebut tidak pernah digarap Pindad. “Padahal potensinya di seluruh Indonesia ini mungkin ribuan, memang sifat dari maintanance dan overhoul ini memerlukan waktu yang singkat,” kata dia.
Saat ini Pindad sudah mulai menggarap bisnis jasa service dengan melobi PT Angkasa Pura II. Pindad mengincar pengelolaan peralatan pemadam kebakaran di bandara-bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II. “Kita punya pengalaman membuat water canon. Setidaknya pengalaman di sini bisa di aplikasikan untuk membuat kendaraan pemadam kebakaran di bandara yang ada di Indonesia,” kata Heri.
Sekretaris Perusahaan PT Pindad Tuning Rudyati mengatakan, rencana kerja perusahaan tahun 2019 ini mematok target pendapatan mencapai Rp 5,2 triliun. Target tersebut nyaris dua kali lipat dari target pendapatan tahun 2018 lalu yang sebesar Rp 3,2 triliun. “Proporsinya dari produk hankam dan produk industrial. Komposisinya industrial masih 30 persen, hankam 70 persen. Tapi kami tetap mengejar untuk industrial bisa naik terus untuk bisa mengejar target tersebut,” kata dia di Bandung, Jumat, 12 Juli 2019.
Tuning mengatakan, Pindad optimis target pendapatan tersebut bisa dicapai tahun ini kendati sebagian besar masih berasal dari pendapatan produk alutsista. “Kita sudah memulai dari 1-2 tahun lalu melirik pengembangan teknologi. Kita kemudian membangun kapasitas produksi untuk menambah kapasitasnya, sehingga untuk amunisi dan senjata kapasitas produksinya bertambah,” kata dia.
AHMAD FIKRI