TEMPO.CO, Bogor - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menyatakan pihaknya tengah menghitung kerugian negara akibat kegagalan panen. "Ini masih dalam bentuk proposal. Perkiraannya hampir mencapai Rp 3 triliun," ujar Hammam kepada wartawan, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 10 Juli 2019.
Baca: Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat Paling Luas Kena Kekeringan
Oleh karena itu, menurut Hammam, perlu dicari jalan keluar mengatasi kekeringan tersebut. Salah satunya dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC). "Karenanya harus dicari jalan bagaimana atasi kekeringan itu, salah satunya adalah dengan membuat hujan buatan," katanya.
Dia mengatakan lahan sawah banyak tersebar di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat dibanding daerah lain di Indonesia, yang mana sudah ada daerah dan ada yang berpotensi terancam kekeringan. Oleh karena itu, teknologi modifikasi cuaca dapat menjadi langkah preventif untuk mengatasi masalah kekeringan yang muncul agar tidak terjadi kegagalan panen.
Jika kekeringan melanda di banyak wilayah pertanian padi, maka dikhawatirkan produksi padi akan turun drastis. Hammam mengatakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah menyampaikan kepada BPPT untuk penggunaan TMC dalam mengatasi kekeringan untuk menghindari kegagalan panen.
"Waktu itu Pak Mendes (Menteri Desa) sudah menyampaikan agar BPPT menyiapkan proposal dan memaparkan ini ke Kementerian Pertanian, tapi belum ketemu, saya lagi menunggu tindak lanjutnya," kata Hammam.
Teknologi modifikasi cuaca dapat mengatasi kekeringan dengan membuat hujan buatan, sehingga menjadi solusi bagi daerah-daerah untuk terhindar dari kekeringan. "Kalau kita mau menyelamatkan sekian triliun rupiah akibat gagal panen dan kita bisa mengalokasikan biaya dalam arti membuat hujan buatan dan mengatasi kekeringan itu, sehingga risiko gagal panen itu juga berkurang," ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menyatakan seluas 11.000 hektare sawah yang ditanami padi sudah mengalami kekeringan di musim kemarau ini dan itu diperkirakan akan terus bertambah. "Secara keseluruhan yang mengalami kekeringan itu sudah ada 11.000 hektare," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Indramayu Ahmad Yani di Indramayu, Rabu.
Baca: Sawah Puso Meluas, Kementan Tetap Yakin Stok Beras Aman
Adapun 11.000 hektare sawah yang mengalami kekeringan itu terbagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang dan berat. Rinciannya adalah kekeringan ringan seluas 4.000 hektare, kekeringan sedang 5.000 hektare dan kekeringan berat 1.300 hektare. "Sementara 200 hektare lainnya sudah puso atau gagal panen akibat kekeringan," kata Ahmad Yani.
ANTARA