TEMPO.CO, Kayuagung—Batu bara milik PT Bukit Asam yang diangkut melalui jalur kereta api dipastikan bakal melintasi jalan tol Trans Sumatera ruas Palembang-Kayuagung atau dikenal sebagai Kapal Betung, di Sumatera Selatan. Khusus wilayah Ogan Komering Ilir (OKI), panjang rel yang melintasi tol sepanjang 3,6 Km dengan lebar 50 meter.
Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, Warga Minang Pulang Basamo Lewat Jalur Darat
Rel angkutan batu bara tersebut berada di Desa Pedu dan Desa Simpang Kecamatan Jejawi OKI, mulai dari STA 11 sampai dengan STA 15. Demikian terungkap dalam rapat koordinasi antara pihak pemerintah kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan PT. Bukit Asam (PT BA).
Sekretaris daerah OKI, Husin, mengatakan, pihaknya akan memberikan dukungan terhadap proyek untuk kepentingan nasional ini. Sekda Husin menceritakan Kabupaten OKI banyak dilintasi proyek strategis nasional salah satunya jalan tol Trans Sumatera.
Koordinasi dan komunikasi antara pelaksana proyek dengan Pemkab maupun masyarakat menurut Husin sangat penting untuk keberlanjutan pembangunan. "Kami fasilitasi dari segi administrasi maupun teknis jika sudah ada pelimpaham dari Gubernur," kata Husin, Rabu, 10 Juli 2019.
Kepada PT BA, Sekda juga mengingatkan dampak lingkungan dari pembangunan proyek angkutan batu bara, mengingat jalur kereta api akan melintasi persawahan, perkebunan rakyat juga sempadan sungai. Jalur kereta sepanjang 38,35 km tersebut akan melintasi 3 Kabupaten dan 1 kota, yaitu Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin dan Palembang. Rel singel track tersebut rencananya akan dilintasi oleh gerbong pengangkut batubara dengan volume berkisar 3.000 ton perhari.
Pimpinan proyek pengembangan angkutan batu bara PT. BA, Gedri, pada rapat koordinasi pembangunan jalur khusus batubara di Pemkab OKI, Selasa kemarin menerangkan, pembangunan jalur khusus ini untuk mewujudkan Sumsel sebagai lumbung energi. Dengan pasokan batu bara ini, akan menambah produksi hingga 60 juta ton pada 2022 mendatang dari semula hanya sekitar 25 juta ton per tahun.
Gedri menambahkan, jalur kereta api ini cukup krusial di dalam penambahan produksi perusahaan. Pasalnya, kereta api merupakan satu-satunya angkutan yang bisa mengangkut batu bara dari lokasi tambang ke pelabuhan.
Menurut dia, distribusi harus diperkuat, apalagi kebutuhan batu bara untuk proyek 35 ribu Megawatt (MW) juga diperkirakan cukup besar. Adapun proyek jalur kereta api khusus batu bara ini ditarget selama tiga tahun, yaitu persiapan lahan dan perizinan pada 2019, tahap kontruksi di Januari 2020 hingga 2022. Sedangkan Januari 2023 jalur kereta sudah produksi. "Produksi ini harus in line dengan kemampuan kereta api," kata Gedri.
Baca berita tentang Tol Trans Sumatera lainnya di Tempo.co
PARLIZA HENDRAWAN