TEMPO.CO, Jakarta -PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN baru saja meresmikan operasi perdana terminal batu bara untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Jawa 7 di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Serang, Banten. Terminal ini akan menampung bahan bakar batu bara low rank atau batu bara dengan kalori rendah 4.000 hingga 4.600 kCal/kg.
BACA: Mega Proyek Listrik 35 Ribu MW: Sudah Beroperasi Baru 10 Persen
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto W.S, mengatakan pembangkit ini bakal menjadi PLTU Batu Bara terbesar dan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi boiler Ultra Super Critical (USC). “Teknologi USC dapat meningkatkan efisiensi pembangkit 15 persen lebih tinggi dibandingkan non USC sehingga menurunkan biaya bahan bakar per kWh,” kata Hariyanto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 5 Juli 2019.
PLTU Jawa 7 ini sebelumnya mulai dibangun pada 5 Agustus 2017. Peletakan batu pertama langsung dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, Hingga saat ini perkembangan pembangunan pembangkit unit 1 mencapai 99,08 persen per Mei 2019. Nantinya daya pembangkit akan disalurkan untuk memperkuat sistem interkoneksi Jawa-Bali melalui jaringan Suralaya-Balaraja 500 kV.
BACA: Pemerintah Pastikan Tahun Ini Tidak Ada Kenaikan Tarif Listrik
Setelah beroperasi penuh, PLTU ini bakal menampung sekitar 7 juta ton batu bara per tahun. Selain itu, PLTU Jawa 7 dalam operasinya menggunakan SWFGD (Sea Water Fuel Gas Desulfurization) sehingga sangat ramah lingkungan. Sebab, penyaluran batubara dari tongkang dilakukan menggunakan coal handling plant sepanjang 4 kilometer. Sehingga, tidak ada batu bara yang tercecer hingga coal yard.
Hariyanto mengatakan, terminal ini menjadi simbol kesiapan pasokan batu bara dalam mendukung pengoperasian PLTU Jawa 7 yang akan mendukung pasokan sistem Jawa hingga Bali. Unit 1 PLTU ini rencananya akan beroperasi pada Oktober 2019 dan unit 2 pada April 2020. “PLTU Jawa 7 merupakan bagian dari perwujudan nyata program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW,” kata Hariyanto
Lebih lanjut Hariyanto mengatakan bahwa peresmian terminal batu bara ini menjadi titik krusial dalam percepatan pembangunan PLTU Jawa 7. Dengan adanya terminal batu bara ini, kata dia, maka PLN dapat segera melakukan berbagai rangkaian performance tes seperti Realibility Run Test, Boiler Test hingga mendapat Sertifikat Laik Operasi (SLO), sehingga mempercepat proses menuju COD.