TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah menenggelamkan 516 kapal pelaku illegal fishing. Penenggelaman kapal itu terjadi sejak November 2014 hingga Mei 2019 atau sejak Susi menjabat sebagai menteri dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Baca: Sebut Waktunya Tinggal 85 Hari, Menteri Susi: Makin Kenceng Saya
Menurut dia, penertiban atau penindakan terhadap illegal fishing tidak membuat ekonomi perikanan mundur atau stagnan. "Justru luar biasa membaik dan mutlak kekuatan ini dibangun oleh armada tangkap dalam negeri, budi daya hampir semuanya dalam negeri," kata Susi di kantornya, Jakarta, Kamis, 5 Juli 2019.
Susi juga memaparkan pencapaian program-program KKP semester I. Di antaranya soal laju pertumbuhan PDB perikanan triwulan I 2019 sebesar 5,67 persen lebih tinggi daripada laju pertumbuhan PDB Nasional sebesar 5,07 persen.
Angka itu juga lebih tinggi dari laju pertumbuhan PDB kelompok pertanian sebesar 1,81 persen. Menurut dia, nilai PDB Perikanan naik dari Rp 58,97 triliun pada triwulan I 2018 menjadi Rp 62,31 triliun pada triwulan I 2019.
Susi mengatakan produksi perikanan tangkap terus meningkat. Produksi perikanan tahun 2019 triwulan I mengalami kenaikan sebesar 3,03 persen jika dibandingkan dengan produksi perikanan triwulan I 2018.
Dia berharap berharap PDB perikanan terus bisa dipertahankan. "Dan dengan pilar keberlanjutan yang terus kami jaga, kami berharap PDB tahun depan, tahun depannya, terus dengan ekonomi yang membaik tentunya, ini bisa di atas 6 persen, nasional nanti 6, kita di atas 6 atau 6,8 persen, saya pikir itu hal yang sangat menggembirakan kita semua," kata Susi.
Di lokasi yang sama Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP, Agus Suherman mengatakan dari 516 kapal yang ditenggelamkan, terdiri dari berbagai negara. "Mayoritas berasal dari Vietnam sebanyak 294 kapal," kata Agus.
Pada posisi terbanyak kedua, kata dia Filipina 92 kapal, ketiga Malaysia dengan 76 kapal, Indonesia 26 kapal, Thailand 23 kapal, Papua Nugini dua kapal. Sedangkan, Cina, Nigeria, dan Belize, masing-masing satu kapal.
Baca berita Susi Pudjiastuti lainnya di Tempo.co