TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim menerangkan bahwa saat ini perseroan tengah melakukan restrukturisasi demi menyelamatkan kondisi keuangan perusahaan.
Baca: Tekan Kerugian, Krakatau Steel Rampingkan Anak Usaha Tahun Ini
Sejumlah langkah restrukturisasi dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini, seperti penjualan aset-aset non core, perampingan organisasi, mencari mitra bisnis strategis, spin-off, serta pelepasan unit kerja yang semula bersifat cost center. Unit kerja yang dilepas ini, selama ini hanya melayani induk perusahaan (KS).
"Nantinya akan menjadi bagian dari pengembangan bisnis anak perusahaan sehingga bersifat profit center. Program ini disebut juga cost to profit center," kata SIlmy dalam keterangan resmi, Kamis 4 Juli 2019.
Dia menambahkan upaya penyelamatan perusahaan perlu dilakukan segera dengan melibatkan anak perusahaan melalui program restrukturisasi secara menyeluruh yang meliputi restrukturisasi hutang, organisasi & SDM, serta bisnis.
Ia pun menyadari, program restrukturisasi dan transformasi perusahaan ini tidak akan bisa menyenangkan semua pihak. Akan tetapi, manajemen menjamin program ini dilakukan sesuai dengan aturan perundangan.
"Saya mengajak seluruh anak usaha KS untuk bersama-sama menyelamatkan bisnis baja KS karena untuk menyelesaikan permasalahan tersebut perlu mengedepankan semangat gotong-royong dan kebersamaan semua pihak," ujar Silmy.
Dia pun berharap program restrukturisasi ini semakin membuat Krakatau Steel lebih lincah dalam pengembangan bisnis dan pasarnya di masa mendatang.
Pada April 2019, Silmy Karim sempat mengungkapkan bahwa perseroan mengalami tekanan akibat maraknya produk impor yang membanjiri pasar domestik sejak 2014. Oleh karena itu, menurut dia, perseroan harus realistis dalam memfokuskan lini usaha yang rugi dan mengurangi lini usaha yang kurang menghasilkan.
Baca: Direktur di-OTT KPK, Krakatau Steel Pastikan Produksi Jalan Terus
Silmy menargetkan tahun ini urusan restrukturisasi beres. "Tujuannya Krakatau Steel yang ramping, lincah, dan cepat. Selain itu, penguatan pada bisnis inti dan bisnis penunjang guna memperkuat value perusahaan ke depan,” ujarnya.
ANTARA | BISNIS