TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemerintah untuk melibatkan swasta dalam pemindahan ibu kota ternyata telah mengundang ketertarikan investor asing. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro, menyatakan rencana pemindahan ibu kota itu menarik antusiasme para investor dan konsultan Inggris.
BACA: Pemindahan Ibu Kota, Bappenas: Sumbang Pertumbuhan 0,1 Persen
Bambang menjelaskan, dalam acara Indonesia Infrastructure Investment Forum (IIIF) 2019 di London, Inggris, Bappenas juga menyinggung rencana pemindahan ibu kota. Menurut dia, minat investor Inggris sudah muncul terutama dalam pertemuan bilateral one on one.
“Interest itu muncul tidak hanya investor tapi juga konsultan kelas dunia,” terang Bambang dalam video conference di Gedung Bappenas, Rabu 3 Juli 2019.
Dalam forum internasional tersebut, pemerintah juga menyampaikan rencana pemindahan ibu kota sebagai salah satu pemicu pembangunan proyek infrastruktur. Proyek itu akan dikerjakan melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP).
Dia mengakui bahwa pemerintah sudah mengkalkulasi bahwa biaya pemindahan ibu kota tidak bisa hanya mengandalkan APBN. “Jadi kami sampaikan ke investor Inggris ini PPP adalah arus utama dalam investasi infrastruktur khususnya saat ibu kota dalam tahap pembangunan. Mereka sudah welcome, dan mereka sudah mulai melakukan kalkulasi kapan investasi mereka bisa terlibat,” jelas Bambang.
Menteri Bappenas mengungkapkan, Indonesia membutuhkan investasi infrastruktur sebesar US$429,7 miliar atau sebesar 6,1 persen PDB pada periode 2020-2024. Jumlah ini meningkat 20 persen dibandingkan kebutuhan investasi infrastruktur sebesar US$359,2miliar pada 2015-2019.
Baca berita lain tentang pemindahan ibu kota di Tempo.co
BISNIS