TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR membangun infrastruktur untuk mendukung kemajuan industri pariwisata di Raja Ampat, Papua Barat. Selama ini wisatawan seringkali mengeluhkan sarana pendukung di Raja Ampat yang kurang memadai.
BACA: Aksi 22 Mei Rusuh, Menpar: Reputasi Pariwisata Rusak
"Pembangunan infrastruktur pada setiap Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) direncanakan secara terpadu. Penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk masuk dalam rencana induk pembangunan infrastruktur yang telah disusun oleh Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin 1 Juli 2019.
Penataan Kawasan Wisata Bukit Piaynemo merupakan bagian dari kelompok kegiatan Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan waktu pelaksanaan 19 Januari - 5 November 2018. Dana APBN yang digelontorkan untuk proyek ini sebesar Rp 19,9 miliar.
Penataan ini diharapkan bisa meningkatkan kenyamanan para pelancong yang datang, serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bukit Piaynemo, Raja Ampat.
Pulau Piaynemo, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, merupakan salah satu destinasi wisata yang terkenal dengan keindahan gugusan pulau karang dan air lautnya yang jernih. Dari ibukota Kabupaten Raja Ampat, Waisai, perjalanan ke Piaynemo dapat ditempuh dalam dua jam perjalanan dengan speedboat atau lima jam dari Pelabuhan Sorong.
Untuk bisa melihat indahnya pemandangan gugusan pulau karst, para pengunjung harus naik ke atas bukit dengan ketinggian 30-40 meter. Jalan menuju bukit pun cukup terjal sehingga wisatawan perlu menggunakan sepatu dan berhati-hati.
Pada tahun 2018, Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Cipta Karya telah melakukan penataan kawasan wisata Bukit Piaynemo. Adapun infrastruktur yang dibangun adalah anak tangga menuju puncak bukit, kios suvenir, gardu pandang, tempat istirahat serta tambatan perahu apung dan perahu kayu.
BACA JUGA: Tiket Pesawat Mahal, Pemprov Riau Izin Terbang Lewat Malaysia
Pembuatan anak tangga ini meningkatkan kenyamanan wisatawan. Sebanyak 320 anak tangga terbuat dari kayu dibangun menuju puncak bukit, sehingga untuk mencapai puncak bukit hanya memakan waktu 20 menit.
Uniknya, pembangunan anak tangga ini didesain sedemikian rupa tanpa menebang pohon di sekitar sehingga pepohonan tetap bisa tumbuh dengan baik. Selain untuk memperkuat keindahan alam setempat, penataan ini diupayakan tidak membuat elemen artifisial yang mencolok supaya keasrian alam Raja Ampat tetap terjaga.
ANTARA