TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta memprediksi rupiah berpotensi menguat pekan ini atau pada 1 hingga 6 Juli 2019. Dia mengatakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.050 hingga Rp 14.275 per dolar Amerika Serikat.
Baca juga: Capital Inflow Tembus Rp 154 T, BI: Rupiah Terus Membaik
"Terlihat pola bullish inside bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan bagi dolar AS," kata Nafan saat dihubungi, Sabtu, 30 Juni 2019.
Dia mengatakan sentimen domestik yang menjadi katalis positif ialah terkait dengan stabilitas inflasi. Faktor positif lainnya yaitu perilisan data cadangan devisa yang mempengaruhi stabilitas rupiah.
Sedangkan sentimen eksternal yang menjadi katalis positif ialah terkait dengan meredanya sentimen perang dagang AS dengan Cina. "Karena masing-masing pihak berupaya untuk saling menahan diri, sehingga terjadilah kesepakatan untuk menghentikan trade war," ujarnya.
Namun, kata dia, mengenai mekanisme kesepakatan tersebut akan dibahas pada negosiasi berikutnya. "Adapun OPEC Meetings, data-data PMI, AS crude oil inventories serta US nonfarm payroll turut mempengaruhi dinamika market secara global," kata dia.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat pada Jumat lalu. Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR tercatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 14.141 pada 28 Juni 2019.
Angka tersebut menunjukkan penguatan 39 poin dari nilai sebelumnya yang sebesar Rp 14.180 pada 27 Juni 2019. Sedangkan pada 28 Juni 2019, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.212 dan kurs beli Rp 14.070.