TEMPO.CO, Jakarta – Manajemen PT Angkasa Pura I Persero Tbk mengakui ada beban pembayaran parkir pesawat atau parking fee untuk Boeing 737 Max 8 yang mesti dibayarkan Lion Air kepada perseroan setelah armada itu dikandangkan. Penghitungan beban ongkos parkir ini dicatat oleh tim aeronautika dari Angkasa Pura I.
Baca juga: Biaya Parkir Lion Air Rp 6 Miliar, Boeing Didesak Tanggung Jawab
“Informasi dari aero (aeronautika) memang ditagihkan biaya parking fee-nya,” ucap Sekretaris Perusahaan AP I Handy Heryudhitiawan dalam pesan pendek kepada Tempo pada Ahad, 30 Juni 2019.
Detail besaran biaya parkir pesawat Lion Air tersebut saat ini masih dalam pengecekan. Sementara itu, masing-masing bandara umumnya menagihkan ongkos parkir yang berbeda.
Adapun Lion Air saat ini mengandangkan satu pesawatnya di bandara yang dikelola Angkasa Pura I. menurut Handy, satu armada Boeing 737 Max 8 itu digarasikan di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Sedangkan sisanya di beberapa bandara milik Angkasa Pura II.
Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait sebelumnya mengeluhkan kerugian dari biaya parkir untuk Boeing 737 Max 8 selama pesawat itu di-grounded. Selama 100 hari pesawat Boeing 737 Max 8 dikandangkan, beban parkir yang mesti ditanggung adalah Rp 6 juta per hari untuk masing-masing pesawat. Sedangkan secara kumulatif 100 hari per 10 pesawat, ongkos parkir yang mesti dibayarkan ialah Rp 6 miliar.
Pengamat penerbangan dari Indonesia Aviation Center, Arista Atmajati, menyebut perusahaan pemroduksi pesawat Boeing, Boeing Co, semestinya segera memberikan kompensasi terhadap Lion Air. Sebab, maskapai telah menanggung biaya kerugian besar. Tidak hanya biaya parkir, kerugian bermuasal dari potensi pendapatan yang hilang dan biaya perawatan yang mesti dikeluarkan berkala.
“Idealnya, Boeing Co segera memberi uang pengganti atau sejelek-jeleknya diskon untuk order pesawat (Boeing) jenis lain,” ucapnya kala dihubungi Tempo.
Kemungkinan kedua, ujar dia, semestinya Boeing Co menghentikan biaya cicilan pembayaran armada Boeing 737 Max 8 lantaran pesawat tersebut saat ini mandek operasi. Arista menduga pengadaan armada Boeing 737 Max 8 dibayarkan dalam bentuk termin atau cicilan dengan jangka waktu tertentu.