Tanpa skema anyar, Alamsyah berujar Bulog hanya bisa mengandalkan operasi pasar. Padahal program itu tidak bisa dilaksanakan terus menerus. "Lah kalau harga tidak sedang tinggi tapi operasi pasar kan berarti membantai harga, akhirnya peran bulog jadi tidak efektif," ujar dia. Ia meminta pemerintah tak setengah-setengah dalam mengeluarkan kebijakan.
Di samping itu, ia melihat pemerintah juga mesti merevitalisasi dan memodernisasi sistem Bulog."Saya kira satu hingga dua tahun ke depan kalau enggak dibikin sebuah kebijakan yang signifikan, hancur Bulog," ujar Alamsyah. "Ini situasinya sangat penting, kita butuh satu institusi yang berfungsi sebagai stabilisator yang suatu saat diperlukan jangan sampai saat diperlukan kondisinya tidak fit."
Saat ini, Perum Bulog memang masih mengandalkan operasi pasar untuk mengurangi stok berasnya yang saat ini sudah hampir mencapai kapasitas maksimum gudangnya. Operasi pasar itu bakal mulai dilakukan lagi pekan depan setelah mereka setop beroperasi 31 Mei lalu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution ogah berkomentar banyak mengenai kekhawatiran Ombudsman soal kinerja Perum Badan Urusan Logistik atau Bulog. Peran perusahaan yang dipimpin oleh Budi Waseso itu belakangan dinilai kurang efektif, terutama setelah adanya program Bantuan Pangan Non Tunai alias BPNT.
Darmin berjanji bakal mencari jalan keluar dari persoalan itu. "Nanti kita cari lah jalan keluarnya, enggak usah terlalu pesimis begitu," ujar dia. Kendati demikian, ia hingga kini masih belum mau menyebut solusi yang telah disiapkan pemerintah soal tidak efektifnya peran Bulog itu. "Nanti saja ya."