TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Silmy Karim tak berkomentar banyak soal kabar pemutusan hubungan kerja ribuan karyawan yang berhembus di masyarakat beberapa waktu belakangan. Ia malah menjelaskan kondisi dan rencana perseroan beberapa waktu ke depan.
Baca: Krakatau Steel Targetkan Restrukturisasi Utang Rampung Akhir Juni
Silmy berujar saat ini perseroan memang tengah melakukan restrukturisasi guna memperbaiki kinerja perusahaan. "Proses restrukturisasi sudah dimulai sejak Januari 2019," ujarnya melalui pesan singkat, Selasa, 25 Juni 2019. Proses tersebut ditargetkan berlangsung selama dua tahun ke depan.
Salah satu poin dari restrukturisasi yang direncanakan perseroan adalah merampingkan organisasi agar tidak birokratis dan lincah. Perampingan di tubuh Krakatau Steel juga direncanakan berlangsung dalam 12 bulan atau selambatnya 24 bulan ke depan.
"Saya lebih senang menyampaikannya dengan kata perampingan organisasi dan reposisi untuk optimalisasi kinerja, daripada kata PHK," kata Silmy.
Di samping itu, Silmy mengatakan perseroan juga bakal melakukan spin off atas unit atau pun divisi di perseroan. Sehingga, unit atau divisi yang mulanya cost center menjadi profit center. Rencana itu kini masih dalam tahap kajian. "Masih dikaji mana saja yang akan di-spin-off."
Selain itu, langkah restrukturisasi lainnya adalah menjual aset-aset non-core atau non-inti dan menggandeng kembali mitra-mitra strategis. Silmy mengatakan aset yang akan dijual adalah aset yang tidak berhubungan dengan bisnis utama perseroan yakni bisnis baja dan bisnis penunjang atas bisnis baja, seperti pelabuhan, industry estate, hingga air industri.
"Uangnya akan digunakan untuk mengurangi utang dan memperkuat permodalan Krakatau Steel," tutur Silmy. Sementara untuk mitra strategis, perseroan kini telah menggandengan beberapa perusahaan, yaitu Posco, Nippon Steel, dan Osaka Steel. Sedangkan untuk bisnis penunjang baja, perseroan sedang mencari mitra baik dari dalam maupun luar negeri.
Pada 2018, perseroan mencatat kenaikan pendapatan bersih seiring dengan kenaikan jumlah volume penjualan. Pendapatan bersih perseroan naik 20,05 persen year on year menjadi US$ 1,73 miliar. Adapun volume penjualan meningkat 12,84 persen yakni sebesar 2,14 juta ton baja jika dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,90 juta ton.
Baca: Tekan Kerugian, Krakatau Steel Rampingkan Anak Usaha Tahun Ini
Adapun untuk kinerja keuangan, rugi bersih Krakatau Steel pada 2018 juga mengalami perbaikan sebesar 8,48 persen. Angka ini menurun menjadi US$ 74,82 juta dibanding dengan tahun sebelumnya mencapai US$ 81,74 juta.
HENDARTYO HANGGI