TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Rini Soemarno memamerkan aset kementeriannya dalam satu tahun terakhir kepada Perdana Menteri Republik Demokratik Rakyat Laos Thongloun Sisoulith.
Baca: Luhut: Pengelolaan Patimban 100 Persen oleh Swasta, Tak Ada BUMN
Pada perjumpaan yang digelar untuk membahas penjajakan peluang kerja sama bisnis itu, Rini mengatakan pada 2018 kementeriannya mencatat aset BUMN telah mencapai US$ 573,93 miliar.
“(Aset ini) meningkat pesat dibandingkan pada 2015 yang baru mencapai US$ 402,8 miliar,” ujar Rini dalam pertemuan dengan Thongloun di Vientiane, Laos, Selasa, 25 Juni 2019.
Dalam kesempatan itu, Rini juga menyampaikan bahwa mulai 2015 hingga 2018, BUMN terus meraup laba. Pada 2015, laba BUMN tercatat US$ 10,49 miliar. Sedangkan tiga tahun setelahnya, laba BUMN tercatat mencapai US$ 15 miliar. Capaian BUMN tersebut ditopang oleh belanja modal atau capital expenditure alias capex dengan jumlah US$ 31,8 miliar.
Dengan lompatan kinerja BUMN, Rini optimistis BUMN bisa menjajaki bisnis dengan perusahaan-perusahaan di Laos. Menurut dia, tim Kementerian telah melakukan survei dan pertemuan dengan pemerintah pusat serta daerah di Laos. Hasilnya, ada beberapa peluang bisnis yang dapat dikerjasamakan, seperti bidang pertambangan, pertanian, dan infrastruktur.
Dari persamuhannya ini, Rini lantas meneken setidaknya tiga kesepakatan. Pertama, dari sisi infrastruktur dan transportasi. Rini mengatakan Indonesia Railway Development Consortium (IRDC) yang terdiri atas PT Industri Kereta Api (Persero), PT LEN Industri (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sepakat menjajaki kerja sama dengan Petrotrade. Kerja sama ini dilakukan mengembangkan jalur kereta api dari Thakek di Laos ke Pelabuhan Vung Ang di Vietnam.
Sedangkan di bidang pertambangan, PT Timah Tbk bersama PT Pupuk Indonesia (Persero) melakukan kerja sama dengan Petrotrade. PT Timah Tbk dengan Petrotrade bersepakat untuk melakukan eksplorasi area pertambangan prospektif hingga proses pengolahan. Eksplorasi dari pertambangan yang akan dilakukan tersebut salah satunya bertujuan untuk menemukan sumber baru bahan baku pupuk NPK, Kcl.
Sementara itu, di bidang pertanian, PT Perkebunan Nusantara bersama PT Pupuk Indonesia dan Perum Bulog menjalin kerja sama dengan Phaiboun Trading Import and Export. Selain bersamuh dengan perdana menteri, Rini menggelar pertemuan dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Laos, Pratito Soeharyo.
Baca: Kementerian BUMN Akan Renovasi Gedung Senilai Rp 50,9 M pada 2020
Dalam acara itu, hadir pula sejumlah pejabat Republik Laos, seperti Menteri Energi dan Pertambangan Khammany Inthirath, Menteri Perencanaan dan Investasi Souphan Keomixay, dan Direktur Utama Phonsavanh Group Od Phongsavanh.
Simak berita lainnya terkait BUMN di Tempo.co.