TEMPO.CO, Jakarta – Perusahaan maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Persero Tbk. mencatatkan peningkatan performa bisnis Sriwijaya Air pada kuartal I/2019. Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Garuda Indonesia Mohammad Iqbal mengklaim, performa bisnis anak usahanya itu melompat 30 persen lebih baik dari kinerja 2018 dibanding sebelum digandeng Garuda.
Baca: Ditanya Komponen Harga Tiket Pesawat, Garuda: Tanyakan Bu Dirjen
“Okupansinya (tingkat keterisian penumpang) juga bertambah, tapi enggak sampai segitu (30 persen),” ujar Iqbal kala ditemui Tempo di kantornya, kompleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat, 22 Juni 2019.
Peningkatan kinerja bisnis Sriwijaya meroket setelah manajemen perusahaan diambil alih Garuda Indonesia melalui sistem kerja sama KSO atau joint venture. Kerja sama itu terjalin mulai November 2018.
Saat itu, Garuda Indonesia berniat membantu Sriwijaya Air group memperbaiki kinerja operasi dan kinerja keuangan. KSO juga ditujukan untuk membantu Sriwijaya Air memenuhi komitmen–komitmen atau kewajiban mereka terhadap pihak ketiga, termasuk kepada Garuda Indonesia.
Sejak kerja sama, manajemen Garuda Indonesia meningkatkan layanan Sriwijaya Air sesuai dengan standar maskapai pelat merah itu. Baik fasilitas penumpang di dalam kabin pesawat, maupun di lingkungan kebandaraan. Setelah layanan ditingkatkan, Iqbal mengklaim pelanggan Sriwijaya makin loyal.
Menurut Iqbal, Sriwijaya Air sebagai maskapai kelas middle service memiliki market khusus dengan pelanggan kelas medium. “Sriwijaya selama ini punya loyal customer. Malah lebih loyal orang ke Sriwijaya ketimbang Citilink,” ucap Iqbal.
Adapun pesaing Sriwijaya Air di dunia penerbangan bukan maskapai induknya, Garuda Indonesia, melainkan Batik Air. Batik Air adalah maskapai premium atau middle class milik Lion Air Group.
Peningkatan kinerja bisnis Sriwijaya Air tak hanya ditandai dengan menguatnya loyalitas pelanggan, melainkan juga ketepatan waktu penerbangan atau on time performance (OTP). Pada masa angkut Lebaran 2019, Sriwijaya Air Group mencatat OTP maskapai sebesar 83-85 persen. OTP itu tergolong naik 15-20 persen dibandingkan catatan ketepatan waktu selama masa angkutan Lebaran 2018.
Baca: Menhub Tunggu Arahan Jokowi Soal Maskapai Asing Masuk Indonesia
Direktur Utama Sriwijaya Air Group Joseph A. Saul mengatakan pihaknya telah melakukan perubahan pada sistem dan budaya kerja sejak awal 2019. Sriwijaya, kata Joseph, tidak hanya memperhatikan OTP, tetapi juga meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan dengan memperkuat kerja sama dengan PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Tbk. sebagai penyedia sarana perawatan pesawat.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS