TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah Kota Surakarta melakukan efisiensi terhadap penggunaan anggaran perjalanan dinas sehubungan tingginya harga tiket pesawat beberapa waktu terakhir.
Baca: AirAsia Minta Tarif Batas Bawah Tiket Pesawat Dihapus Saja
Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kota Surakarta Yosca Herman Soedrajad mengatakan pihaknya hanya memiliki anggaran perjalanan dinas yang terbatas. "Anggarannya cukup kecil jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," katanya di Surakarta, Senin 24 Juni 2019.
Pada tahun lalu, misalnya, Pemkot menyiapkan anggaran hingga 34 milyar untuk perjalanan dinas dalam setahun. "Sedangkan tahun ini anggaran kami hanya Rp 24,1 miliar," katanya. Sebab, kebanyakan anggaran yang dimiliki dialihkan untuk sektor infrastruktur.
Padahal, mereka juga harus menghadapi tingginya harga tiket pesawat terbang yang terjadi beberapa bulan belakangan. Karena itu, efisiensi dilakukan dengan mengurangi jumlah personal yang berangkat melakukan perjalanan dinas dalam sebuah tim. "Jumlah personel yang berangkat dipangkas," kata Yosca. Sehingga, beban keuangan yang harus ditanggung juga bisa dikurangi.
Selain itu, pihaknya juga memprioritaskan aparatur sipil negara (ASN) dengan eselon yang lebih rendah untuk penugasan perjalanan dinas. "Sehingga fasilitas akomodasinya juga lebih rendah," Yosca menambahkan.
Tak hanya itu, proses administrasi untuk melakukan perjalanan dinas juga memerlukan izin langsung dari wali kota. "Sebab tingginya harga tiket pesawat memang menjadikan perjalanan dinas harus dipantau secara khusus," tutur Yosca.
BACA: Lion Air Bakal Pangkas Harga Tiket Pesawat 50 Persen dari TBA
Hingga saat ini Pemkot Surakarta juga belum memiliki rencana untuk beralih ke transportasi darat untuk perjalanan dinas, meskipun saat ini sudah jalan tol Trans Jawa . "Sejauh ini tingginya harga tiket pesawat masih bisa diatasi dengan efisiensi yang kami lakukan," Yosca menerangkan.
AHMAD RAFIQ