TEMPO.CO, Jakarta - Laporan terbaru dari Fitch Solutions menunjukkan bahwa Jepang merajai proyek infrastruktur di Asia Tenggara. Dengan demikian, negara Sakura ini mengalahkan Cina dalam hal pengerjaan proyek infrastruktur di sejumlah negara di Asia Tenggara.
BACA: Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi Global, Ini Kata Sri Mulyani
Proyek infrastruktur yang didukung oleh Jepang antara lain di enam negara ekonomi terbesar ASEAN, seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Nilai proyek infrastruktur Jepang di enam negara ini saja mencapai US$ 367 miliar. Adapun, nilai proyek infrastruktur yang didukung Cina mencapai US$255 miliar.
Angka-angka tersebut menggarisbawahi maraknya kebutuhan untuk pembangunan infrastruktur di Asia Tenggara, serta dominasi Jepang atas Cina. Meskipun Presiden Xi Jinping mendorong untuk membelanjakan kereta api dan pelabuhan melalui program Belt and Road Initiative, nyatanya Cina tetap belum mampu mengalahkan Jepang.
Angka-angka Fitch terbaru, hanya menghitung proyek yang tertunda atau proyek-proyek yang masih dalam tahap perencanaan, studi kelayakan, tender dan saat ini sedang dibangun. "Data Fitch pada Februari 2018 menempatkan investasi Jepang pada US$230 miliar dan Cina pada US$155 miliar," seperti dikutip melalui Bloomberg, Ahad, 23 Juni 2019 waktu setempat.
Dari sejumlah negara ASEAN yang melibatkan Jepang dalam proyek infrastrukturnya, Vietnam sejauh ini merupakan yang terbesar. Nilai proyek Jepang yang masih berjalan di Vietnam mencapai US$209 miliar atau lebih dari setengah total nilai proyek infastruktur Jepang.
Baca juga: Faktor Jokowi Jadi Satu Sebab S&P Naikkan Peringkat Utang RI
Proyek itu termasuk pengadaan kereta api berkecepatan tinggi senilai US$58,7 miliar. Proyek infrastruktur itu nantinya akan menghubungkan Hanoi dan Kota Ho Chi Minh di Vietnam.
BISNIS