TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diprediksi masih bakal melanjutkan koreksi wajar pada perdagangan hari ini, Senin 24 Juni 2019. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan potensi koreksi ini terjadi karena minimnya sentimen positif dari dalam negeri.
Baca juga: Pekan Depan, Rupiah Diprediksi Menguat hingga Rp 14 Ribu
"Dari domestik ialah terkait dengan minimnya sentimen positif karena adanya potensi terjadinya defisit neraca perdagangan per Mei. Dari eksternal terkait dengan faktor Global economic slowdown, US-China trade negotiations uncertainty, dan US-China trade war," kata Nafan dalam keteranganya kepada Tempo, Senin, 24 Juni 2019.
Pada penutupan perdagangan Jumat 21 Juni 2019, IHSG ditutup melemah 0,32 persen ke level 6.315,437. Kendati IHSG melemah, menurut RTI, investor asing masih mencatatkan net buy atau beli bersih sebesar Rp 366,16 miliar.
Adapun sepanjang satu pekan kemarin, tercatat IHSG masih menguat 1,04 persen. Sedangkan, secara kumulatif selama sebulan terakhir IHSG masih mencatat tren yang positif dengan penguatan sebesar 6,02 persen.
Menurut Nafan, secara teknikal potensi itu juga terlihat dari indikator Stochastic yang sudah membentuk pola dead cross di area overbought. Di sisi lain, terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar lanjutan.
Nafan mengatakan, koreksi wajar ini membuat IHSG berpeluang menuju ke area support. Ia memperkirakan level support pertama dan kedua IHSG berada dalam rentang 6.272,575 hingga 6.229,714. Sementara itu, level resistance pertama maupun kedua memiliki rentang 6.355,413 hingga 6.395,395.
Sementara itu, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pola gerak IHSG masih terlihat berada dalam fase konsolidasi wajar. Ia memperkirakan IHSG pada hari ini akan bergerak dalam rentang 6.257 hingga 6.488.
"Peluang kenaikan IHSG hingga saat ini masih cukup besar yang ditunjang oleh terus tercatatnya capital inflow secara year to date yang cukup signifikan mengalir ke dalam pasar modal," kata William dalam keteranganya, Senin.