pedagang enggan membeli beras dari Bulog lantaran stok yang ada saat ini terancam membusuk. Terlebih, Bulog dinilai terlalu mahal melepas pasokan yang sudah menumpuk di gudang selama berbulan-bulan.
“Kalau Bulog menjual dengan harga yang ditawarkan sekarang, itu enggak nyambung. Sebab, beras Bulog yang di gudang, namanya beras DN (dalam negeri), itu sudah mulai buruk,” ujar Zulkifli saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 22 Juni 2019.
Zulkifli menyebut, saat ini Bulog menjual beras ke pedagang dengan harga Rp 9.000 per kilogram. Sementara itu, pada waktu yang sama, petani menjual beras panenan baru di bawah harga Rp 9.000. Ia mencontohkan, di Demak, Jawa Tengah, beras dilepas dengan harga Rp 8.300 per kilogram.
Adapun Tomy meyakinkan, selain tidak akan melepas beras busuk kepada pedagang, harga jual Rp 9.000 yang ditawarkan Bulog merupakan angka normal. “Harga Rp 9.000 itu kan beras premium. Itu murah,” ujarnya.
Baca: Jokowi Minta Stop Beras yang Hitam, Berkutu, dan Berjamur
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyatakan perum kesulitan mendistribusikan stok, sehingga berasnya terancam membusuk. Saat ini, menurut Buwas, beras di gudang Bulog mencapai 2,3 juta ton. Bulog menemui problem dari sisi hilir untuk mendistribusikan beras karena saat ini perum sudah tidak ditunjuk menjadi penyelenggara Bantuan Pangan Non-Tunai atau BPNT oleh Kementerian Sosial.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | AHMAD RAFIQ (SOLO)