TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengharapkan implementasi subsidi tertutup gas elpiji 3 kilogram dapat dimulai pada 2020. Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, implementasi subsidi tertutup untuk elpiji 3 kg itu mengikuti skema konversi minyak tanah ke gas elpiji yang lalu.
Baca: Elpiji 3 Kg Langka di Sejumlah Daerah, Ini Kata Pertamina
"Insyaallah [tahun depan]. Bertahap, dari kota dulu. Waktu itu [konversi minyak tanah ke elpiji] bertahap juga kan, pake metode itu aja," tutur Djoko seperti dilansir Bisnis.com, Ahad 23 Juni 2019.
Menurutnya, implementasi penyaluran subsidi langsung lebih tepat sasaran, sementara penjualan gas elpiji 3 kg menggunakan harga pasar. Dengan rilis penurunan kemiskinan, lanjut Djoko, seharusnya subisi elpiji juga turun.
Selain menggunakan skema subsidi tertutup, masyarakat juga diberikan pilihan untuk menggunakan jargas ataupun kompor listrik. Dengan begitu, dia berharap subsidi elpiji dapat terus menurun. "Kami bahasanya adalah mengurangi angkanya, kalau volumenya tergantung masyarakat," jelasnya.
Tahun depan, Kementerian ESDM mengusulkan pembangunan jargas sebanyak 293.533 sambungan rumah tangga. Djoko menjelaskan dengan perkiraan rumah tangga miskin yang menggunakan dua tabung elpiji 3 kg, maka lebih terjangkau dengan menggunakan jargas.
Dari 293.533 SR, setidaknya dapat menghemat penggunakan gas elpiji sebanyak 21 juta kilogram, atau 3 juta tabung elpiji 3 kg. "Sekarang lagi dibahas [dengan DPR]. Makanya kan uji coba dulu," Djoko menerangkan.
Menurut Djoko, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah memaparkan bahwa dari tahun ke tahun kan tingkat kemiskinan menurun. Orang miskin kan ada datanya. "Kalau masyarakat miskin turun, logikanya subsidinya harusnya turun kan. Udah gak pakai elpiji [subsidi] harusnya," kata Djoko lagi.
Terpisah, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan Pertamina juga sudah dilibatkan dalam uji coba penerapan subsidi tertutup elpiji 3 kg. "Pertamina bertugas untuk memastikan pangkalan elpiji 3 kg yang ditunjuk oleh TNP2K bisa memahami dan dapat melayani pembelian elpiji 3 kg sesuai dengan mekanisme yang akan diberlakukan," katanya, saat dihubungi Bisnis.
Baca: Banggar Setuju Subsidi Energi di RAPBN 2019 Naik jadi Rp 157,79 T
Adapun anggota Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman mengatakan lebih baik mengalihkan subisidi solar yang selama ini tidak tepat sasaran ke subsidi elpiji 3 Kg. Menurutnya, dalam menetapkan besaran subsidi solar, Komisi VII DPR RI mempertimbangkan adanya konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg.
“Kami usulkan subsidi solar yang mayoritas tidak tepat sasaran lebih banyak (dialihkan) ke subsidi elpiji 3 kg. Berdasarkan aspirasi di lapangan banyak yang tidak mendapatkan elpiji 3 kg,” kata Maman, Kamis21 Juni 2019 lalu.
BISNIS