menjadi pemesan Airbus terbanyak kendati AS punya industri penerbangan terbesar, Boeing. American Airlines memesan 50 A321XLRs, termasuk 30 konversi dari pesanan A321neo terdahulu. Sebanyak 20 pesanan sisanya diperkirakan bernilai sekitar US$2,8 miliar;
Indigo Partners, perusahaan ekuitas swasta milik Bll Franke, veteran investor maskapai berbiaya rendah, setuju membeli 32 A321XLRs dengan nilai sekitar US$$4,5 miliar, dan mengonversi 18 pesanan pesawat keluarga A320 sebelumnya ke pesawat baru.
Accipiter Holdings membeli 20 unit A320neo dengan nilai US$2,2 miliar. Pesanan selesai pada Maret 2019 dan telah terdaftar dalam buku pesanan Airbus. Maskapai Cina, China Airlines Taiwan menandatangani kesepakatan awal untuk membeli 11 unit A321neos, senilai sekitar US$1,4 serta menyewa 14 unit lainnya.
Sementara Air Lease Corp. menandatangani letter of intent (LoI)untuk pembelian 50 unit A220-300, 27 unit A321XLRs dan 23 unit A321neos yang diperkirakan bernilai US$$11 miliar.
Virgin Atlantic memesan 14 unit A330neo dengan nilai US$4,1 miliar dan memiliki opsi untuk membeli enam unit lagi. Maskapai Lebanon Middle East Airlines memesan empat unit A321XLR, diperkirakan bernilai lebih dari US$500 juta.
Maskapai berbiaya rendah Filipina, Cebu Air, memesan 16 unit A330neos, 10 unit A321XLRs, dan 5 unit A320neos, dengan nilai total sekitar US$6 miliar.
Saudia Airlines, maskapai Arab Saudi, memesan pesawat keluarga A320neo dengan total nilai sekitar US$3,3 miliar dan mengambil opsi 35 lebih lagi. Sementara AirAsia Group mengonversi 253 pesanan A320neo ke A321neo yang lebih besar.
Baca: AirAsia Buka Rahasia di Balik Harga Tiket Pesawat Terjangkau
IAG memesan delapan unit A321XLR untuk maskapai Iberia dan enam untuk Aer Lingus, plus 14 opsi. Pesanan bernilai sekitar US$1,8 miliar. Terakhir, Qantas Airways memesan 10 unit A321XLR dengan nilai sekitar US$1,3 miliar dan akan mengonversi 26 pesawat dari pesanan sebelumnya ke model baru.
Simak berita terbaru tentang Airbus di Tempo.co
BISNIS