TEMPO.CO, Jakarta - Tahun 2019 menjadi penanda berlangsungnya 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Italia sejak 1949, atau empat tahun setelah Indonesia merdeka. Sepanjang puluhan tahun hubungan tersebut, Kementerian Perindustrian menyebut hubungan dagang antara kedua negara terus meningkat.
Baca juga: Ekonomi, Fokus 70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia - Italia
Dari data terakhir yang dihimpun kementerian pada 2016 hingga 2018, perdagangan antar kedua negara meningkat rata-rata sebesar 12 persen. “Kedua negara terus membangun kerja sama yang lebih kuat, bisa dilihat dari pertumbuhan positif di bidang perdagangan, pariwisata, dan investasi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 22 Juni 2019.
Kendati demikian, Airlangga menilai masih banyak potensi perdagangan bilateral yang belum dikelola secara maksimal. Di antaranya yaitu produk besi dan baja, produk kimia, alas kaki, karet, rempah-rempah, kopi, dan teh.
“Besi dan baja misalnya, Italia telah menjadi pasar ekspor kedelapan terbesar bagi Indonesia tahun 2018,” kata Airlangga.
Di sisi lain, Italia menjadi basis manufaktur terbesar kedua di Uni Eropa yang memasok berbagai jenis produk industri ke Indonesia. Selama ini, kata dia, Italia memang dikenal luas sebagai negara terkemuka dalam ekspor mesin dan solusi mekanik, produk logam, otomotif, industri dan peralatan transportasi, hingga peralatan listrik dan elektronik.
Untuk itu, kata Airlangga, Indonesia bisa menjadi mitra yang tepat bagi Italia dalam pengembangan industri. “Kami menawarkan banyak kualitas, dari tenaga kerja berkualitas tinggi dan kapasitas produksi, hingga pasar domestik yang berkembang,” ujarnya.
Tak hanya di bidang mesin dan elektronik, sejak 2017 pun kerja sama kedua negara juga terjalin setelah adanya nota kesepahaman untuk pengembangan energi. Indonesia memiliki potensi energi yang besar seperti biomassa, air, panas bumi, dan angin. Sebaliknya, Italia memiliki teknologi yang canggih.
Untuk itu, Airlangga berharap kerja sama antara PT Pertamina dan perusahaan migas Italia, ENI (Ente Nazionale Indrocarburi) mampu mengembangkan bio-refinery dan biofuel berkualitas tinggi. Sejak 31 Januari 2019, kedua perusahaan diketahui telah menjalin 3 kesepakatan di Roma, Italia.
Kesepakatan pertama yaitu pengembangan Head of Joint Venture Agreement untuk pengembangan Green Refinery di Indonesia. Kesepakatan kedua yaitu Term Sheet CPO processing. Lalu kesepakatan ketiga yaitu mengenai ekonomi sirkular, produk rendah karbon, dan energi terbarukan.
Baca berita soal Italia lainnya di Tempo.co