TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis dengan pertumbuhan penerimaan negara sejak awal tahun hingga Mei 2019. Di sisi penerimaan negara, ada pertumbuhan sebesar 6,2 persen per Mei 2019, lebih baik dibandingkan kenaikan hingga April 2019 yang sebesar 0,5 persen.
Baca: Sri Mulyani: PPh Badan Di-Exercise Turun ke 20 Persen
"Pertumbuhan penerimaan perpajakan sebesar 5,7 persen untuk Mei 2019, lebih baik dibanding pertumbuhan hingga April yang 4,7 persen. Jadi ada strong momentum," kata Sri Mulyani di sela-sela Acara Rilis APBN Kita Juni 2019, di gedung Kementerian Keuangan, Jumat, 21 Juni 2019.
Sementara itu, pertumbuhan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat sebesar 8,6 persen, membaik dibandingkan per April 2019 yang pertumbuhannya melambat 14,8 persen. Adapun untuk belanja negara, penyerapannya meningkat 9,8 persen atau lebih tinggi dari tahun periode yang sama tahun sebelumnya, yang menyentuh 7,9 persen. Capaian ini juga lebih baik dibanding pertumbuhan hingga April 2019, yang sebesar 8,4 persen.
Sementara itu, realisasi defisit APBN sebesar 0,79 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan keseimbangan primer negatif Rp 0,4 triliun. "Posisi utang masih pada level aman di bawah 30 persen, yakni 29,72 persen dari PDB," kata Sri Mulyani. Dengan kondisi tersebut, perekonomian pada dua kuartal terakhir 2019 diharapkan dapat lebih terjaga dan membaik.
Sri Mulyani secara umum mengatakan bahwa aktivitas perekonomian masih cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh PMI Indonesia pada Mei 2019, yang tercatat di posisi 51,6 atau meningkat dari bulan sebelumnya, yang sebesar 50,4. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2019 juga berada di level 128,2, sedikit meningkat dibanding IKK bulan sebelumnya yang sebesar 128,1.
Baca: Rumah Mewah di Bawah Rp 30 Miliar Kini Bebas PPnBM
Hal ini, menurut Sri Mulyani, juga didukung oleh perkiraan Indeks Tendensi Bisnis (ITB) yang meningkat pada kuartal II/2019, yang mengindikasikan naiknya optimisme pelaku bisnis. Kondisi perekonomian yang positif disertai oleh siklus kegiatan bisnis yang dipengaruhi oleh momentum hari besar yang berdampak terhadap penerimaan negara.
BISNIS