TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI membuka ruang untuk menurunkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) konsumsi. Hal ini dilakukan dengan catatan, Bank Indonesia atau BI mengoreksi suku bunga acuan tahun ini.
Baca: Eks Dirut BRI Asmawi Syam Jadi Komisaris Utama BTN
Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan ruang penurunan suku bunga itu mencapai 50 basis poin (bps). “Tapi tidak seluruh portofolio (konsumsi). Harus memperhitungkan juga cost of fund (biaya dana),” ujarnya, Rabu, 19 Juni 2019.
Handayani juga belum dapat memastikan suku bunga kredit konsumsi yang akan dipangkas. Namun, penurunan suku bunga acuan BI juga dapat memberikan ruang bagi bank untuk memberikan promo.
Lebih jauh Handayani menjelaskan, berdasarkan komposisi, Kredit Tanpa Agunan (KTA) menjadi tulang punggung kredit konsumsi BRI. Per Maret 2019, KTA menyumbang 74,02 persen dari total kredit konsumsi.
Kontributor kedua terbesar adalah Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dengan porsi 21,29 persen. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan kredit menggunakan kartu masing-masing menyumbangkan 2,85 persen dan 1,84 persen.
Handayani memperkirakan KPR dan KKB tumbuh melampaui industri pada kuartal II tahun 2019. Namun, komposisi kredit konsumsi tidak akan banyak berubah per Juni 2019. “KPR kami harap bisa tumbuh sekitar 25 persen (yoy). KKB kira-kira sama, 20-25 persen (yoy),” ucapnya.
Baca: BRI Siapkan Rp 300 Miliar untuk Kuasai 19 Persen Saham LinkAja
Pertumbuhan dua segmen kredit konsumsi tersebut akan menjadi motor penggerak pertumbuhan pada kuartal kedua 2019. Handayani menuturkan pada kuartal II tahun 2019, kredit konsumsi BRI akan tumbuh 11-12 persen yoy atau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang hanya naik 9,63 persen.
BISNIS