TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut industri mesin dan peralatan pendukung ketenagalistrikan dalam negeri sudah semakin berkembang seiring dengan permintaan di pasar domestik. Kementerian Perindustrian terus memperkuat hilirisasi industri migas dan mengoptimalkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) terhadap komponen pembangkit energi.
Baca juga: Airlangga: Jokowi Tampaknya Siapkan Restrukturisasi Pemerintahan
“Perkembangan industri ini juga mendorong pengoptimalan TKDN sehingga dapat mensubstitusi produk impor,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 18 Juni 2019.
Saat ini, kata Airlangga, industri dalam negeri sudah mampu memproduksi mulai dari peralatan pembangkit listrik sampai transmisi dan distribusi listrik.
Beberapa produk penunjang ketenagalistrikan yang telah berhasil dibuat oleh industri dalam negeri, di antaranya yaitu komponen utama pembangkit seperti gas insulated switchgear (GIS), boiler, generator, power transformator, pompa, balance of plant (BOP), tower transmisi, konduktor, trafo distribusi, dan panel listrik.
Capaian ini, kata dia, juga menunjukkan bahwa kompetensi insinyur Indonesia sudah mampu bersaing dalam menghasilkan produk yang kompetitif untuk pasar domestik dan ekspor. Ia juga menyebut capaian ini selaras dengan fokus pemerintah yang kian gencar dalam membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) khususnya di sektor industri.
Sebagai upaya percepatan, Airlangga menyebut kementeriannya telah menerbitkan regulasi pengoptimalan TKDN untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Regulasi ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 54 Tahun 2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.
Airlangga meyakini kebijakan penggunaan produk dalam negeri dan pesatnya pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan akan membawa efek berganda yang luas terutama dalam upaya mendongkrak kinerja sektor industri nasional.
“Keberadaan listrik ibarat jantung bagi kehidupan sektor industri. Itu sebabnya, tidak berlebihan apabila investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia selalu menanyakan ketersediaan pasokan listrik,” kata Airlangga Hartarto.