TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan nasibnya menjadi menteri lagi atau tidak tergantung dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Hal itu merespons pertanyaan wartawan apakah dia tertarik jadi menteri lagi.
BACA: Langkah Jokowi Lima Tahun ke Depan dan Usulan Kabinet Zaken
"Wah itu tergantung pak presiden," kata Airlangga di kantornya Jakarta, Rabu, 12 Juni 2019. "Ya semua harus siap".
Airlangga bergabung ke Kabinet Indonesia Kerja pemerintahan Jokowi saat reshuffle Jilid II Juli 2016. Dia menggantikan politisi Partai Hanura, Saleh Husin.
BACA: Soal Menteri, Pengamat: Jokowi Tak Mungkin Lagi Didikte Partai
Setelah beberapa bulan menjadi menteri, pada Desember 2017, Airlangga terpilih menjadi ketua umum Partai Golkar. Dia menggantikan ketua umum sebelumnya, Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi proyek KTP elektronik. Adapun masa jabatan Airlangga akan selesai pada Oktober 2019.
Pada kesempatan yang berbeda, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, HR Agung Laksono mengatakan partai berlambang pohon beringin berharap setidaknya mendapat jatah lima kursi menteri di kabinet Jokowi selanjutnya. Menurut Agung, harapan itu wajar mengingat Golkar merupakan partai pemenang ketiga dalam pemilihan legislatif dan juga partai republik alias pemilik kursi terbanyak di parlemen.
"Saya kira wajar kami minta empat atau lima kursi, tak perlu 10 kursi seperti PKB," ujar Agung Laksono di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat pada Senin, 27 Mei 2019.
Agung juga menyebut nama kandidat bakal calon menteri, dua diantaranya yakni menteri di kabinet Jokowi sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita. Tiga nama lainnya yang beredar di dewan pakar, ujar Agung, yakni: Ilham Habibie, Ganjar Razuni, dan Ponco Sutowo.
DEWI NURITA