TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bakal mempresentasikan program penanganan sampah di Sungai Citarum yang rencananya akan dibiayai dengan utang dari Bank Dunia. “Dananya loan G to G, dibayar nanti oleh pemerintah pusat,” kata dia di Bandung, Rabu, 12 Juni 2019.
Baca : Heboh Desain Masjid Al Safar, Ridwan Kamil: Diapresiasi di Arab
Ridwan Kamil mengatakan, masalah sampah Sungai Citarum bukan sebatas implementasi teknologi saja. “Saya ingin masalah sampah Citarum bukan soal beli alat-alat canggih atau apa, tapi kita ingin anggaran itu masuk mengedukasi masyarakat supaya sampah habis di rumah,” kata dia.
Bahkan, menurut Ridwan Kamil, teknologi receh pun bisa lebih efektif. “Supaya sampah habis di masyarakat dengan teknologi receh, tapi banyak. Jadi bukan selalu berujung dengan sarana prasarana yang canggih, enggak,” kata dia.
Menurut mantan Wali Kota Bandung ini, masalah sampah Citarum sebenarnya hanya sasaran antara. “Harapannya dua. Satu masalah sampah selesai. Dua, peradaban dan edukasi masyarakat tentang persampahan meningkat. Cuma kalau kita larinya ke teknologi saja, masyarakat polanya sama, kami gak mau begitu,” katanya.
Baca Juga:
Dia mencontohkan warga Jepang dan Amerika. “Sama-sama hidup 24 jam, tapi produksi sampah orang Amerika itu 2 kali orang Jepang. Berarti gaya hidup. Kami ingin mengubah gaya hidup yang selama ini dianggap oke, sebenarnya enggak. Di anggaran itu kita ingin ada teknologi-teknologi kecil di rumah-rumah,” kata Ridwan Kamil.
BACA:Masjid yang Didesain Ridwan Kamil Viral Lagi, Begini Awal Mulanya
Sebelumnya, Ridwan Kamil mengatakan, kucuran dana pinjaman dari Bank Dunia tersebut masih menunggu hasi presentasinya ke pemerintah pusat. “Jadi Rp 1,4 triliun itu untuk membereskan persampahan Citarum selama kurang lebih 3-4 tahun ke depan. Jadi kita lagi berkoordinasi dengan kota/kabupaten yang dilewati Citarum, bagaimana caranya dengan dana cukup besar ini, kita bisa selesaikan,” kata dia di Bandung, Senin 10 Juni 2019 lalu.
Menurut dia, menambah truk sampah, pembenahan manajemen pemilihan sampah, hingga mengolah sampah plastik hanya sebagian program yang disiapkan dengan dana itu. “Dana itu khusus sampah, tidak membiayai pekerjaan-pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan membersihkan sampah,” kata Ridwan Kamil.
AHMAD FIKRI