TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penerbitan surat berharga negara atau SBN atau surat utang masih menjadi andalan untuk menutup defisit.
Pernyataan itu ia sampaikan kala memberikan pandangan atas tanggapan DPR terkait kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal dalam Rancangan APBN 2020. Menurut Sri Mulyani, pemerintah mesti mengupayakan realisasi defisit utang lebih rendah dibandingkan dengan targetnya pada tahun mendatang. Salah satu cara yang digeber ialah menerbitkan SBN di dalam negeri.
Baca: Sri Mulyani: Terbitkan Surat Utang Bukan Hobi, Tapi Amanat UU
"Pemerintah terus mengupayakan agar realisasi defisit dapat lebih rendah dibanding targetnya sehingga pengendalian risiko fiskal bisa berjalan optimal," ujarnya di Kompleks Parlemen Senatan, Jakarta Pusat, pada Selasa, 11 Juni 2019.
Baru-baru ini, pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel seri Sukuk Tabungan ST-004. ST 004 mulai ditawarkan pada Mei 2019 dengan besaran imbal hasil 7,95 persen.
Bekas Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut, pada 2020 pemerintah bakal menerapkan kebijakan fiskal ekspansif yang terarah dan terukur untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah pelemahan global. Saat ini, Indonesia disebut ikut terdampak pelemahan ekonomi global sebagai imbas sengketa dagang Cina dan Amerika Serikat.
Untuk memastikan keberlangsungan fiskal aman, Sri Mulyani mengatakan defisit dalam rasio terhadap produk domestik bruto atau PDB mesti terjaga rendah. Defisit dalam Rancangan APBN juga dipastikan berada dalam batas aman sesuai dengan konstitusi.
Baca juga: Biayai APBN 2019-2022, Pemerintah Utamakan Rilis Surat Utang
Terkait pengelolaan utang, Sri Mulyani memastikan negara akan berhati--hati. "Pengelolaan utang dilakukan secara hati-hati, transparan, dan akuntabel. Prinsip pengelolaan utang yang baik yang dianut secara global," ucapnya.
Menurut dia penerbitan surat utang dalam negeri dilakukan untuk meminimalkan volatilitas global. Pemerintah juga tengah menjaga stabilitas dengan penerbitan surat utang ini. Sementara itu, untuk masyarakat, SBN akan menjadi pilihan investasi.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA