TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pengendalian laju inflasi merupakan salah satu fokus yang ditekankan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi pada 2020. Pemerintah menetapkan ekonomi pada tahun depan tumbuh mencapai 5,3 hingga 5,6 persen.
Baca: G20 Ingatkan Risiko Perang Dagang AS-Cina terhadap Pertumbuhan
"Di tahun 2020, strategi pengendalian laju inflasi pada tingkat yang rendah dan stabil diwujudkan dalam strategi 4K," ujar Sri Mulyani saat menyampaikan tanggapannya atas pandangan Dewan Perwakilan Rakyat terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) RPBN 2020 di ruang rapat paripurna, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2019.
Strategi 4K yang dimaksud meliputi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Sri Mulyani mengatakan strategi ini berfungsi untuk menjaga ekspektasi inflasi masyarakat.
Saat ini, ujar Sri Mulyani, pemerintah akan mencermati risiko-risiko yang berpotensi memicu tumbuhnya inflasi. Laju inflasi biasanya didorong oleh masalah ketersediaan pasokan dan distribusi logistik. Oleh sebab itu, pemerintah akan menguatkan sisi penawaran dengan meningkatkan kapasitas produksi nasional melalui dukungan subsidi pupuk dan kredit sektor pertanian.
Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan benih dan alat mesin pertanian serta menggenjot pembangunan infrastruktur pertanian untuk mendukung ketersediaan pasokan domestik.
Kemudian, untuk menjaga inflasi, pemerintah juga bakal mengalokasikan anggaran untuk subsidi. Subsidi ini digadang-gadang dapat menjaga daya beli masyarakat.
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah Indonesia menargetkan inflasi pada 2020 hanya berkisar 2-4 persen. Selain menekan inflasi, hal yang penting dilakukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi adalah pembukaan keran investasi.
"Investasi terus ditingkatkan melalui perbaikan dan penyederhanaan regulasi, perbaikan iklim investasi, dan pemberian fasilitasi investasi dan promosi investasi," ujarnya.
Baca: Sri Mulyani Beli Buah Tangan untuk Cucu Bersama Bos IMF di Jepang
Sri Mulyani optimistis laju ekonomi masih akan tumbuh di tengah sentimen global akibat perang dagang Amerika dan Cina yang tak kunjung menjumpai titik temu. "Meski, kita juga harus waspada dengan gejolak arus modal global seperti yang terjadi pada tahun 2018 yang berpotensi melemahkan investasi," ucapnya.
Tanggapan Sri Mulyani atas pandangan Dewan ini disampaikan di depan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Sebanyak 121 anggota dewan turut hadir dalam penyampaian tanggapan itu.
Simak berita lain tentang laju inflasi, hanya di Tempo.co