menyampaikan proporsional sebagai posisi beliau sebagai arsitek,” kata dia, Senin, 10 Juni 2019.
Baequni mengaku, isi ceramahnya tersebut untuk mengingatkan umat. Masjid Al-Saffar diklaimnya bukan satu-satunya masjid yang dipersoalkan kendati tidak merincinya. “Bisa dilihat dari ceramah saya ketika membahas tema yang sama. Saya tidak hanya membahas Majid Al-Saffar, sebelum masjid ini saya bahas ada mesjid-mesjid yang lain yang saya bahas,” kata dia.
“Saya tidak mungkin tadi menjelaskan dengan waktu terbatas mengungkapkan semua, maka secara pribadi saya terbuka, Insya Allah. Saya siap dan saya berharap ada lagi forum seperti ini untuk berdialog sampai tuntas sehingga ada kesepakatan antara ulama dan umaro. Ini yang saya harapkan,” kata Baequni.
Adapun Ketua MUI Jawa Barat Rahmad Syafei mengatakan, yang terjadi hanya perbedaan pandangan. “Ada paham dengan paham (berbeda), selesaikan. Saling menghargai. Itu saja,” kata dia pada kesempatan yang sama.
Baca juga: MUI: Masjid yang Didesain Ridwan Kamil Sah Digunakan untuk Salat
Syafei mengatakan, tidak ada panduan dalam rancangan masjid. “Bentuk itu bebas, itu tidak dilarang sepanjang niatnya dan dampaknya tidak negatif. Itu saja. Mau segitiga atau apa,” kata dia.
Baca juga berita lain tentang masjid rancangan Ridwan Kamil di Tempo.co
AHMAD FIKRI