TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan ada sejumlah faktor yang memicu penurunan jumlah penumpang pesawat selama masa mudik 2019.
Baca juga: Bandara Ini Sepi di Musim Mudik, Nyaris Separuh Penumpang Pindah
"Salah satunya adalah adanya pengurangan jumlah pesawat, itu kan banyak sekali," ujar Budi di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Berdasarkan catatannya, penumpang pesawat pada masa pulang kampung turun sekitar 15 persen.
Menurut dia, kalau jumlah pesawat itu ditambah, maka pemudik yang menggunakan angkutan udara juga penurunannya tidak bakal sebanyak itu. "Saya dengar selain pesawat Boeing Max itu juga ada pesawat lain yang tidak dioperasikan."
Selain soal jumlah pesawat, Budi mengatakan persoalan tarif pesawat juga membuat masyarakat enggan menggunakan angkutan udara untuk pulang kampung. Kendati, di saat yang sama ia melihat permintaan untuk angkutan udara sebenarnya relatif baik pada masa mudik kali ini.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan dari H-7 hingga H+4 Lebaran 2019, jumlah keberangkatan penumpang moda angkutan udara turun 30,73 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Pada tahun ini jumlah kumulatif keberangkatan penumpang tercatat 2.700.995 keberangkatan, sementara pada tahun lalu adalah 3.899.278 keberangkatan.
Sebelumnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan Sugihardjo menyebut ada kecenderungan turunnya penumpang pesawat pada mudik Lebaran 2019. Padahal, di saat yang sama, ia melihat tarif penerbangan pada masa mudik kali ini lebih rendah ketimbang tahun sebelumnya lantaran pemerintah sudah menurunkan tarif batas atas pesawat sebesar 12-16 persen.
"Tadi saya konfirmasi apakah ada kenaikan tarif pesawat sementara dari hasil pantauan tidak ada karena memang logikanya kalau jumlah demand turun kan enggak mungkin tarifnya tinggi," ujar Sugihardjo di Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2019 Kementerian Perhubungan, Ahad, 9 Juni 2019.
Sugihardjo menduga penyebab turunnya jumlah penumpang pesawat itu adalah dampak psikologi di masyarakat lantaran sebelumnya mengalami mahalnya tiket pesawat pada hari normal. "Mungkin bisa lebih pada kondisi psikologis ya. Atau sebab lain kita belum teliti."
Sebelum masa lebaran, kata Sugihardjo, harga tiket pesawat memang terasa lebih mahal ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Belum lagi dengan adanya kebijakan bagasi berbayar untuk maskapai-maskapai berbiaya murah. Namun, menjelang masa pulang kampung, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan besaran tarif batas atas.
"Kalau membandingkan pada saat lebaran sebetulnya lebaran tahun lalu, waktu normal murah pas lebaran ke arah batas atas. Hal ini juga sama lebaran dijual batas atas. Seharusnya lebaran 2019 lebih murah," ujar dia.
Baca berita Mudik 2019 lainnya di Tempo.co