TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menilai andil kenaikan tarif angkutan udara terhadap laju inflasi secara bulanan per Mei 2019 sebesar 0,02 persen masih tinggi. Kenaikan tarif angkutan udara secara tahunan sebesar 0,3 persen juga disebut cukup mengkhawatirkan.
Baca: Harga Tiket Pesawat Turun, BI Prediksi Inflasi Mei 0,47 Persen
Kepala BPS, Suhariyanto, mengungkapkan, inflasi angkutan udara per Mei 2019 tetap tinggi meskipun pemerintah sudah menurunkan tarif batas atas (TBA)."Sudah diturunkan tetapi menjadi tidak kelihatan," ujarnya dalam konferensi pers, Senin, 10 Juni 2019.
Oleh karena itu, kata Suhariyanto, kontribusi angkutan kereta api menjadi lebih besar dari angkutan udara. "Tetapi kalau dilihat andil inflasi secara tahunannya sebesar 0,3 persen terhadap total inflasi tahunan sebesar 3,32 persen," tuturnya.
Lebih jauh, Suhariyanto melihat bahwa pergerakan andil inflasi tarif angkutan udara secara tahunan ini sangat tinggi. Secara bulanan, dia menilai inflasi angkutan udara masih cukup wajar di tengah musim mudik Lebaran. Ia juga mengimbau agar pemerintah mewaspadai tarif angkutan udara pada musim liburan akhir tahun, yakni pada bulan Desember.
Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat inflasi sepanjang Mei 2019 sebesar 0,68 persen. Laju inflasi tersebut didorong momentum konsumsi tinggi masyarakat selama Ramadan 1440 Hijriah. Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari-Mei 2019 (year to date/ytd) mencapai 1,48 persen, dan inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) sebesar 3,32 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan inflasi Mei 2019 yang meningkat pesat dibandingkan periode yang sama pada dua tahun terakhir lebih karena momentum sebagian besar Ramadan yang jatuh pada Mei 2019. Sehingga permintaan yang tinggi memicu kenaikan harga terutama untuk makanan.
Inflasi bulanan Mei 2019 mencapai 0,68 persen (month to month/mtm) atau meningkat 47 basis poin dibandingkan inflasi Mei 2018 yang sebesar 0,21 persen. Angka itu juga lebih tinggi 29 basis poin dari inflasi Mei 2017 yang sebesar 0,39 persen.
"Dibandingkan Mei 2018 dan 2017, ini (2019) lebih besar. Namun (angka inflasi) ini tidak bisa dibandingkan secara langsung, karena pada 2017 puasa (Ramadan) baru mulai di 25 Mei 2017 dan di 2018 puasa 25 Juni 2019, sedangkan tahun ini puasa pada 5 Mei 2019," ujar Suhariyanto, dalam jumpa pers, di Jakarta, Senin, 10 Juni 2019.
BISNIS