TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Perhubungan memperkirakan masa puncak arus balik angkutan udara untuk periode mudik Lebaran terjadi hari ini, Minggu, 9 Juni 2019. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B. Pramesti mengatakan masyarakat akan kembali dari kampung halamannya hari ini lantaran esok kegiatan perkantoran telah mulai efektif.
BACA: Sistem Satu Arah di Tol Cikampek, Arus ke Timur Sampai Cikarang
“Puncaknya secara nasional diprediksi tanggal 9 Juni. Karena perjalanan udara relatif singkat, penumpang biasanya memilih waktu mepet,” ujar Polana saat ditemui di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Sabtu, 8 Juni 2019.
Tren pergerakan penumpang angkutan udara pada masa arus balik mulai meningkat sejak H+2, yakni 8 Juni 2019. Berdasarkan data resmi sistem informasi angkutan dan sarana transportasi Kemenhub, pergerakan keberangkatan penumpang udara di 36 posko pemantauan pada hari itu mencapai 239.817 orang. Sedangkan penumpang datang berjumlah unda-undi, yakni 217.634 orang.
BACA: Puncak Arus Balik, Oneway Akan Diperpanjang Sampai Cikarang Utama
Angka tersebut meningkat signifikan dari hari sebelumnya atau H+1 Lebaran yang terpantau hanya terjadi 182.788 pergerakan penumpang berangkat dan 177.744 penumpang datang. Sedangkan pada hari sebelumnya, jumlah keberangkatan penumpang hanya mencapai 151.232 dan pergerakan penumpang untuk kedatangan hanya 157.926.
Dalam data yang sama, Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa jumlah keberangkan penumpang pada hari ini hingga pukul 11.42 WIB sudah tercatat 42.602 orang. Sedangkan kedatangan penumpang sudah mencapai 26.880 orang.
Pergerakan penumpang berangkat tertinggi tercatat terjadi Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, Bandara Internasional Juanda di Surabaya, dan Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali. Kemudian, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta.
Sedangkan pergerakan penumpang datang tertinggi tercatat terjadi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, Bandara Internasional Juanda di Surabaya, dan Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali. Kemudian di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Internasional Adi Sutjipto Yogyakarta.
Tahun ini, jumlah pergerakan penumpang rata-rata secara nasional untuk angkutan udara merosot. Polana mengatakan angka penurunan tersebut berkisar 20 hingga 30 persen. Kemelorotan penumpang ditengarai terjadi karena adanya sifting atau perpindahan penumpang ke moda transportasi lain.
“Kemungkinan perbedaan hari libur Lebaran dan anak sekolah juga jadi penyebab,” ucapnya.