TEMPO.CO, Jakarta -Tagar #KuToo menjadi viral di Jepang karena para wanita menolak untuk memakai high heels saat bekerja.
BACA: Ketemu Menteri Jepang, Mendag Enggar Dukung Reformasi WTO
Seperti dilansir Reuters, Kamis, 6 Juni 2019, sekitar 20.000 wanita Jepang telah menandatangani petisi yang meminta pemerintah maupun perusahaan menghentikan persyaratan bagi pekerja perempuan untuk memakai high heels.
Menurut Yumi Ishikawa, aktris sekaligus penulis lepas yang memulai kampanye ini, mewajibkan pekerja wanita memakai high heels merupakan bentuk diskriminasi gender.
BACA: Pegulat Bebas Asal Jepang Ini Tewas Kecelakaan Motor di Tokyo
Tagar #KuToo merupakan permainan kata antara sepatu atau “kutsu” dalam bahasa Jepang dan “kutsuu” yang artinya sakit atau luka.
“Setelah bekerja, semua wanita mengganti high heels menjadi sneakers atau sepatu flat,” ujarnya.
Kendati banyak perusahaan Jepang tidak secara eksplisit mewajibkan pekerja perempuan memakai high heels, banyak wanita Jepang melakukannya karena tradisi dan ekspektasi sosial.