TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yakin pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua (II) 2019 bakal lebih baik dibandingkan pada kuartal sebelumnya. Menurut prediksi Darmin, pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua ini bisa berada di sekitar 5,2 persen.
"Agak susah kalau angka. Tapi kalau saya sih harapkan bisa di sekitar 5,2 persen pertumbuhan ekonomi di kuartal dua," kata Darmin kepada awak media di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra III, Jakarta Selatan, Rabu 5 Juni 2019.
Sebelumnya, menurut data Badan Pusat Statistik atau BPS pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2019 mencapai angka 5,07 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi kuartal kedua semula diperkirakan pada kisaran 5,1 persen.
BACA: Menkeu Sri Mulyani Yakin Pembagian THR Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan yang stagnan ini disebabkan mahalnya harga tiket pesawat yang menyebabkan mobilitas orang dan ekspansi sektor pariwisata ikut berkurang. Selain itu, melemahnya ekspor Indonesia sejalan dengan pelambatan ekonomi global dan efek perang dagang AS vs Cina, juga berperan.
Kendati demikian, Darmin mengatakan momentum Lebaran dan Ramadan diperkirakan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi hingga mencapai angka 5,2 persen pada kuartal ini. Hal ini sejalan dengan kondisi stabilnya makro ekonomi yang dibarengi dengan permintaan domestik yang masih kuat.
BACA: Membaiknya Peringkat Utang Indonesia Bantu Pertumbuhan Ekonomi ke Depan
Apalagi, kata Darmin, dari sisi investasi posisi Indonesia juga semakin menarik setelah indeks daya saing Indonesia naik ke ranking 32 dalam International Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Ranking. Belum lagi peringkat utang Indonesia juga membaik setelah S&P mengubah status Indonesia menjadi BBB dengan outlook stabil.
"Sejumlah infrastruktur publik utama sudah selesai dan sebagian lain dalam tahap penyelesaian, hal ini memberikan fondasi kuat bagi peningkatan investasi swasta di berbagai sektor," kata Darmin.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sepanjang tahun 2019 pertumbuhan ekonomi diproyeksi masih sesuai target sebesar 5,3 persen. "Pokoknya sampai finish line, enggak boleh give up. Jadi kita tetap berikhtiar untuk mencapai target," kata Sri Mulyani usai menggelar open house di rumah dinasnya, Rabu 5 Juni 2019.
BACA: Lebaran Bisa Bantu Pertumbuhan Ekonomi Capai Target
Kendati demikian, Sri Mulyani mengungkap, pertumbuhan ekonomi tersebut masih harus berhadapan dengan tantangan melemahnya ekspor. Selain itu, Indonesia juga masih harus menghadapi tantangan melebarnya current account defisit (CAD).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan tantangan terkait ekspor tersebut harus dihadapi sejalan dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia dan juga masih tingginya ketidakpastian global. Hal ini berdampak berkurangnya permintaan ekspor dari negara yang menjadi andalan ekspor Indonesia.
"Kemampuan kita untuk shifting ke destinasi ekspor yang lain mungkin tidak akan secepat seperti yang kita harapkan dan itulah yang menjadi tantangan," kata Sri Mulyani.
DIAS PRASONGKO