TEMPO.CO, Kupang - Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Darius Beda Daton meminta agar pihak PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang agar memperbaiki layanan penjualan tiket yang masih terpusat pada loket di pelabuhan.
Baca: Ombudsman: Menjelang Lebaran, Harga Daging Sapi Lokal di Atas HET
"Kami minta mereka (ASDP Cabang Kupang) agar membenahi sistem penjualan tiket sebab jika hanya terpusat di pelabuhan maka antrean sangat membeludak dan semrawut," kata Beda Daton di Kupang, Sabtu, 1 Juni 2019.
Beda Daton mengatakan penjualan tiket seperti di Pelabuhan Bolok Kupang masih diwarnai dengan antrean panjang para calon penumpang karena hanya terpusat di pelabuhan meskipun terdapat dua loket dan empat petugas. Kondisi ini terus dikeluhkan masyarakat pengguna layanan karena selalu terjadi saban tahun apalagi pada musim liburan.
Pembenahan sistem penjualan tersebut, kata Beda Daton, bisa dilakukan melalui kerja sama dengan pihak ketiga. "Sehingga tidak hanya terpusat di pelabuhan saja."
Saat ini tengah dirancang adanya kerja sama ASDP dengan Kantor Pos untuk penjualan tiket namun belum ada keputusan hingga saat ini. "Kami berharap kerja sama ini segera disepakati karena jelas lebih memudahkan dan sistem akan otomatis tertutup jika penumpang sudah melebihi kapasitas," kata Beda Daton.
Beda Daton menambahkan, selain sistem penjualan tiket, rata-rata keluhan pengguna layanan berkaitan dengan minimnya informasi dari ASDP terkait jadwal kapal dan penundaan pelayaran jika cuaca buruk. Terkait sistem penjualan tiket feri terpusat di pelabuhan yang berdampak pada antrean yang membludak tersebut juga terpantau pada Kamis lalu, 30 Mei 2019.
Ratusan calon penumpang tampak membeludak untuk membeli tiket pada dua loket penjualan di Pelabuhan Bolok Kupang. Antrean panjang berlangsung dari pagi hingga siang hari menjelang Pukul 12.00 WITA.
Baca: Operasikan NYIA, Angkasa Pura I Cermati Catatan Ombudsman
Salah seorang calon penumpang tujuan Aimere, Kabupaten Ngada, Martina (23), yang ditemui di Pelabuhan Bolok mengatakan dirinya bisa mendapatkan tiket setelah mengantre lebih dari sejam. "Ini masih agak cepat, ada yang lain lebih lama dan juga setengah mati karena saling berdesak-desakan," katanya.
ANTARA