TEMPO.CO, Jakarta - Peringkat indeks daya saing Indonesia dalam International Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Ranking meningkat dari 43 menjadi 32. Dengan demikian, dalam satu tahun, Indonesia langsung melompat 11 peringkat.
Baca juga: Pemerintah Targetkan Peringkat 40 Global Daya Saing Infrastruktur
"Tidak terlalu bagus sebetulnya, tetapi tahun ini rankingnya menjadi 32, itu melompat 11 peringkat. Memang merupakan yang tertinggi kenaikannya dari 63 negara dan Asia," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, saat mengelar konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat 31 Mei 2019.
IMD World Competitiveness Ranking merupakan peringkat daya saing negara-negara di dunia yang disusun oleh IMD World Competitiveness Center pada 28 Mei 2019. IMD adalah sekolah bisnis independen yang berpusat di Swiss, dan telah menerbitkan data peringkat tahunan sejak 1989.
Darmin mengatakan, kenaikan indeks daya saing ini merupakan pencapaian yang baik. Sinergi antara pemerintah dengan seluruh pemangku kepentingan khususnya di dunia usaha menjadi kunci bagi melonjaknya peringkat Indonesia.
Dalam laporan penilaian daya saing IMD World Competitiveness Ranking, faktor yang dianggap paling menarik dari perekonomian Indonesia adalah ekonomi yang dinamis, perilaku terbuka dan positif masyarakat, serta kebijakan yang stabil dan terprediksi.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakt,i mengatakan dengan naiknya peringkat Indonesia, pemerintah akan terus melanjutkan komitmen reformasi struktural dalam rangka meningkatkan produktivitas dan daya saing.
"Infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, industrialisasi dan kerangka institusi menjadi beberapa aspek menjadi prioritas pembangunan oleh pemerintah," kata Nufransa dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Baca juga: Indeks Daya Saing Global Indonesia Peringkat 45 di Bawah Malaysia
Nufransa menuturkan, fundamental ekonomi yang terjaga juga menjadi modal penting bagi peningkatan indeks daya saing nasional Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5 persen dengan tingkat inflasi yang rendah dan mendukung daya beli masyarakat serta konsumsi.
DIAS PRASONGKO