TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Direktur Utama PT PLN (Persero) Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan, perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp 11,6 triliun sepanjang tahun 2018.
Baca juga: 2019, PLN Siapkan 11 Ribu Sambungan Listrik Gratis untuk NTT
"Memang 2018 lebih berat, penjualan naik semua naik, tapi belum seperti yang diharapkan 7 persen. Ini 5 koma sekian, tapi tetap membukukan laba," ujar Djoko selepas Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Rabu, 29 Mei 2019.
Djoko tak menjelaskan detail sumber laba tersebut. Namun, ia mengatakan salah satu hal yang berkontribusi dalam laba itu antara lain transaksi dengan Perusahaan Gas Negara alias PGN. "PGN mengakui utangnya ke PLN dan menyicilnya."
Selanjutnya, Djoko mengatakan laba itu akan ditahan untuk memenuhi kebutuhan investasi tahun ini. Adapun besar investasi yang dibutuhkan perseroan tahun ini adalah sebesar Rp 99 triliun. "Kita loan Rp 60 triliun tapi tetap harus menambah utang lagi," ujar dia.
Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, laba tahun lalu naik lantaran adanya kenaikan penjualan yang cukup besar, efisiensi yang bagus, serta dari DMO batubara. "PGN itu kecil kontribusinya, yang besar justru batubara."
Sementara itu, per September 2018, secara operasional PLN membukukan laba sebelum selisih kurs sebesar Rp 9,6 triliun, atau meningkat 13,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 8,5 triliun. Kenaikan laba tersebut ditopang oleh kenaikan penjualan dan efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan serta adanya kebijakan pemerintah DMO harga batu bara.
Selain itu, nilai penjualan tenaga listrik mengalami kenaikan sebesar Rp 12,6 triliun atau 6,93 persen sehingga menjadi Rp 194,4 triliun. Volume penjualan sampai dengan September 2018 sebesar 173 Terra Watt hour (TWh) atau tumbuh 4,87 persen dibanding dengan tahun sebelumnya sebesar 165,1 TWh.
BACA JUGA: Cadangan Listrik 40 Persen Nganggur, Dirut PLN: Tambah Jumlah AC
“Perusahaan terus mempertahankan tarif listrik tidak naik, dalam rangka menjaga daya beli masyarakat dan agar bisnis serta industri semakin kompetitif guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” papar manajemen PLN dalam keterangan resmi.
Jumlah pelanggan PLN pada kuartal III/2018 telah mencapai 70,6 juta atau bertambah 2,5 juta pelanggan dari akhir tahun 2017. Hal ini mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional dari 95,07 persen pada 31 Desember 2017 menjadi 98,05 persen pada 30 September 2018. Capaian rasio elektrifikasi ini telah melebihi target tahun 2018 yang dipatok sebesar 96,7 persen.
CAESAR AKBAR | BISNIS