TEMPO.CO, Denpasar - PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali waspada dengan erupsi Gunung Agung di Karangasem yang bisa mengganggu penerbangan. Prosedur pengamanan sudah disiapkan di Bandara Ngurah Rai yang mengacu pada standar yang telah ditetapkan pada 2017.
“Kami sudah buat standar pada 2017 saat terjadi erupsi,” kata General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandara Ngurah Rai, Haruman Sulaksono, saat membuka Posko Angkutan Terpadu Lebaran 2019 pada Selasa, 28 Mei 2019.
Baca: Erupsi Gunung Agung Reda, Bandara Ngurah Rai Kembali Normal
Standar tersebut diberlakukan baik untuk pesawat udara, penumpang, maupun pengiriman barang.
Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Elfi Amir, juga menyatakan perlu waspada terhadap erupsi Gunung Agung. Jika pendaratan pesawat sampai tidak bisa dilakukan di Bandara Ngurah Rai maka akan dialihkan ke beberapa bandara lain. Pengalihan pendaratan akan diarahkan ke Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Bandara Internasional Hasanudin, Makassar, Bandara Haji Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok, serta Bandara Internasional El Tari, Kupang.
Adapun untuk penutupan bandara, dia melanjutkan, keputusan akan diambil setelah melakukan beberapa pengecekan, seperti tes kertas, rekam pilot, pantauan Satelit Himawari, dan informasi dari BMKG. “Setelah melakukan koordinasi dengan beberapa pihak, baru bisa diambil keputusan tutup bandara atau tidak,” ujar Elfi.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai Bali Siap Perpanjang Landas Pacu 400 Meter
Otoritas Bandar Udara Wilayah IV bakal terus melakukan pengecekan pesawat untuk memastikan keamanan dan kenyaman mudik dan liburan Lebaran 2019 di tengah antisipasi erupsi Gunung Agung. Elfi menyebut pengecekan dilakukan di tiga bandara, yakni Bandara Ngurah Rai, Bandara Zainuddin Abdul Madjid, dan Bandara El Tari. "Tetap terus kami lakukan pengecekan,” ujarnya.
Made Argawa