TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Center of Reform On Economics (Core) Mohammad Faisal mengatakan Indonesia memang berpotensi menjadi macan baru di Asia Tenggara seperti yang disebut artikel di majalah Forbes. Salah satunya karena pesatnya perkembangan ekonomi digital di Indonesia.
Baca juga: Forbes Juluki Indonesia Macan Baru di Asia Tenggara
Dia mengatakan, hal ini terlihat dari pertumbuhan pengguna internet dan besarnya potensi pasar domestik. "Dari sana memang Indonesia bisa jadi salah satu ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Begitu juga kalau dilihat dari beberapa unicorn yg sudah terlahir di Indonesia," kata Faisal ketika dihubungi Tempo, Senin 27 Mei 2019.
Sebelumnya, Majalah Forbes menjuluki Indonesia sebagai macan baru di Asia Tenggara. Hal ini disampaikan dalam sebuah tulisan milik kontributor Forbes Elad Natanson, dalam artikelnya yang berjudul "Indonesia: The New Tiger of Southeast Asia" dalam edisi 14 Mei 2019, karena berhasil mendorong perkembangan ekonomi digital di Asia Tenggara.
Dalam artikel itu, Natanson menuliskan tiga alasan mengapa dia menyebut Indonesia sebagai macan baru. Pertama, karena usia rata-rata penduduknya adalah 29 tahun, dan 60 persen dari populasi adalah 40 atau di bawah.
Kedua, Indonesia adalah salah satu negara pertama yang paling mobile di dunia, yang mana dari 150 juta pengguna internet di Indonesia, 95 persen atau 142 juta orang adalah mobile. Ketiga, 60 persen dari semua orang dewasa Indonesia sekarang memiliki smartphone.
Kendati demikian, Faisal mengingatkan, bahwa selama ini ekonomi digital di Indonesia baru sebatas memanfaatkan pasar domestik (sisi konsumsi). Atau, ekonomi digital belum banyak mendorong pertumbuhan pelaku usaha dan penyerapan produk-produk dalam negeri (sisi produksi).
Maksudnya, perkembangan ekonomi digital selama ini masih belum banyak diarahkan untuk melibatkan pelaku usaha domestik, khususnya industri untuk memanfaatkan pasar yang besar di dalam negeri. Hal ini terlihat, salah satunya, dari sebagian besar produk-produk yang dijual oleh marketplace di Indonesia merupakan produk luar negeri.
"Jadi saya kira baru layak dikatakan macan Asia, kalau sisi produksinya ini juga berkembang pesat sejalan dengan berkembangnya ekonomi digital," kata Faisal.
Baca berita Forbes lainnya di Tempo.co