TEMPO.CO, Bandung -Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Mohamad Arifin Soedjayana mengatakan, tidak ada lonjakan harga bahan makanan pokok menjelang Lebaran di Jawa Barat. “Rada heran, harga stabil sudah hari ke-20 (Ramadan), yang kemarin bergejolak itu hanya bawang putih,” kata dia pada Tempo, Sabtu, 25 Mei 2019.
BACA: Warga Jakarta, Catat Ini Jadwal Lengkap Midnight Sale FJGS 2019
Arifin mengatakan, harga bawang putih yang sempat melonjak sampai Rp 80 ribu per kilogram saat ini diperdagangkan di pasar tradisional Rp 35 ribu per kilogram. “Di tingkat distributor Rp 25-26 ribu. Mereka menjual di harga Rp 30-32 ribu masih sesuai dengan batas acuan dari Kementerian Perdagangan,” kata dia.
Bahan makanan lain juga diklaimnya stabil. Misalkan harga telur berkisar Rp 23-24 ribu per kilogram, daging ayam broiler Rp 33-3 ribu per kilogram masih dinilai wajar. “Beras malah harganya di bawah HET. Yang premium Rp 11 ribu per kilogram dari HET Rp 12.500. Saya berkesimpulan harga masih terjaga, hanya satu kemarin bawang putih dan sekarang sudah teratasi,” kata Arifin.
BACA: THR Cair, Perencana Keuangan Sarankan Ada yang Diinvestasikan
Arifin mengatakan, maraknya bazar murah yang digelar berbagai komunitas membantu menekan harga bahan makanan agar tidak melonjak. “Fenomena bazar murah sekarang mulai banyak, dulu terbatas, sekarang banyak komunitas melakukan, itu membuat standar harga bisa terjaga,” kata dia.
Bersamaan pemerintah juga menggeber operasi pasar murah. Pemerintah Jawa Barat misalnya menggelar operasi pasar murah dengan dana Rp 20 miliar memberi subsidi penjualan berbagai bahan makanan dengan menyasar 222 ribu rumah tangga miskin. “Operasi pasar murah subsidinya 50-60 persen,” kata Arifin.
Arifin mengatakan, pemerintah juga masih terus menggelar operasi pasar, kendati masih khusus ditujukan pada bawang putih. “Nampaknya itu juga cukup menekan,” kata dia.
Arifin mengatakan, kendati harga stabil dan pasokan terjaga, pihaknya masih mengkhawatirkan kemungkinan lonjakan harga di pekan terakhir jelang Lebaran. Pantauan harga akan lebih intens termasuk dengan menggelar operasi pasar jika dibutuhkan. “Kalau seminggu terakhir itu Kementerian Perdagangan langsung in-charge di lapangan,” kata dia.