TEMPO. CO, Jakarta - Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyatakan akan segera mengaktifkan tim crisis center untuk menyikapi dampak aksi 22 Mei 2019. Tim Crisis Center atau TCC itu bakal memberikan informasi teraktual bagi wisatawan seputar kondisi pariwisata di Indonesia saat ini.
BACA : Aksi 22 Mei, Rupiah Diperkirakan Melemah ke 14.500 per USD
"Kami jelaskan kepada publik (kondisi pariwisata), terutama (kepada) customers, baik di mancanegara maupun Nusantara, tentang info fasilitas 3A," ucapnya dalam pesan pendek kepada Tempo melalui aplikasi pesan WhatsApp pada Kamis, 23 Mei 2019.
Fasilitas pariwisata 3A yang dimaksud oleh Arief adalah atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Atraksi ialah produk wisata suatu tempat, yang di dalamnya terdapat destinasi alam, budaya, dan buatan. Aksesibilitas berhubungan dengan infrastruktur jalan hingga transportasi yang menghubungkan wisatawan menuju tujuan destinasi. Sedangkan amenitas merupakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, seperti hotel, rumah makan, dll.
Jika terjadi kerusakan unsur 3A akibat aksi massa, TCC akan langsung melaporkannya kepada wisatawan. Menurut Arief, cara tersebut dilakukan supaya publik memahami gejolak yang tengah terjadi di Indonesia dan mengantisipasi kepanikan.
Arief mengakui, aksi 22 Mei kemarin membuat delapan negara mengeluarkan travel advice atau peringatan perjalanan. Travel advice dikeluarkan oleh Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Australia. Sedangkan empat negara lainnya yang menyusul merilis peringatan serupa ialah negara-negara di ASEAN Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Baca: Pengusaha: Aktivitas Logistik di Tanah Abang Lumpuh akibat Demo
Travel advice menyikapi aksi 22 Mei ini dikeluarkan saat Indonesia sedang gencar mengejar target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Target itu merupakan mandat Presiden Joko Widodo yang mesti dipenuhi Kementerian Pariwisata hingga akhir tahun 2019.