keberadaannya dapat menurunkan niat wisman untuk datang ke negara yang sedang diberi status travel advice.
"Karena perwakilan internasional hampir pasti ada di Jakarta, informasi, gambar-gambar, video, aksi itu akan menekan keinginan orang ke Jakarta dan Indonesia, dalam beberapa waktu ini," ucap Arief Yahya.
Arief memprediksi, kondisi demikian akan membuat angka wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, anjlok. "Warga yang tidak terkait dengan isu politik lebih memilih tinggal di rumah bersama keluarga, menyaksikan informasi terkini via televisi," ucap Arief.
Hingga Kamis pagi, 23 Mei 2019, sebanyak delapan negara telah mengeluarkan travel advice atau peringatan perjalanan bagi warganya yang akan bepergian ke Indonesia. Travel advice dikeluarkan oleh Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Australia. Sedangkan empat negara lainnya yang menyusul merilis peringatan serupa ialah negara-negara di ASEAN. Keempatnya adalah Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Baca juga: IHSG Diperkirakan Tak Bakal Terdampak Langsung Aksi 22 Mei
Travel advice menyikapi aksi 22 Mei itu dikeluarkan saat Indonesia sedang gencar mengejar target 20 juta wisman. Target itu merupakan mandat Presiden Joko Widodo yang mesti dikejar Kementerian Pariwisata hingga akhir tahun 2019.